BANYUWANGI, RadarBangsa.co.id – Dunia pendidikan seni di Banyuwangi memasuki babak baru. Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta resmi memulai perkuliahan perdana di Kampus Banyuwangi, Selasa (2/9/2025), dengan fokus mengembangkan seni tari dan musik khas daerah.
Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta kini resmi membuka perkuliahan di Banyuwangi. Kampus baru yang berlokasi di Jalan Soetomo No. 51 tersebut hadir melengkapi infrastruktur pendidikan tinggi negeri yang sebelumnya telah ada, seperti Universitas Airlangga Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam (FIKKIA), Politeknik Negeri Banyuwangi, hingga Akademi Pilot Indonesia.
Untuk tahun ajaran 2025/2026, ISI Surakarta membuka Fakultas Seni Pertunjukan dengan dua program studi, yakni Ethnomusikologi dan Tari. Menurut Kepala Bagian Umum Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta, Indah Widiastuti, perkuliahan perdana mulai digelar pada Selasa (2/9/2025).
“Perkuliahan di Banyuwangi mengikuti kurikulum kampus pusat ISI Surakarta, tetapi kami memasukkan mayoritas unsur budaya Banyuwangi,” jelas Indah.
Program studi Ethnomusikologi akan mengajarkan mata kuliah seperti Pengantar Ethnomusikologi, Antropologi Musik, serta Dasar Musik Nusantara yang menitikberatkan pada alat musik lokal seperti angklung Blambangan dan tabuhan gandrung. Sementara itu, program studi Tari menghadirkan mata kuliah Pengetahuan Tari, Pengetahuan Koreografi, Sejarah Tari Nusantara, hingga Tari Klasik Surakarta.
Indah menambahkan, pembelajaran akan melibatkan kolaborasi antara dosen dari ISI Surakarta dan praktisi seni Banyuwangi.
“Para dosen PNS dari Surakarta akan berkolaborasi dengan seniman dan budayawan maestro Banyuwangi. Mereka bersama-sama memperkuat muatan lokal dalam perkuliahan,” ujarnya.
Secara keseluruhan, ada 18 dosen dari ISI Surakarta, 8 dosen praktisi seni Banyuwangi, serta 5 dosen umum lokal yang terlibat dalam proses mengajar.
Renaldi Lestianto Utomo, dosen Prodi Tari ISI Surakarta, menyebut kurikulum ini disusun untuk menggali sekaligus melestarikan seni tradisi Banyuwangi.
“Program ini dirancang untuk meneruskan dan mengajarkan nilai-nilai seni tari Banyuwangi kepada generasi muda,” katanya.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menilai kehadiran ISI Surakarta di Banyuwangi tidak hanya memperkuat kualitas sumber daya manusia, tetapi juga menopang pengembangan pariwisata daerah.
“Bagi kami, program ini menyiapkan SDM yang berdaya saing. Bagaimana nanti pendidikan bisa menunjang seni budaya dan pariwisata daerah,” ujar Ipuk.
Kerja sama antara Pemkab Banyuwangi dan ISI Surakarta sejatinya telah terjalin sejak 2016. Saat itu, kampus seni tersebut menjadi salah satu tujuan bagi penerima Beasiswa Banyuwangi Cerdas. Dengan dibukanya perkuliahan langsung di Banyuwangi, kolaborasi itu kini memasuki tahap yang lebih konkret.
“Kini semakin kuat dengan diselenggarakannya perkuliahan di Banyuwangi,” tambah Ipuk.
Kehadiran ISI Surakarta di Banyuwangi diharapkan tidak hanya mencetak lulusan berkualitas di bidang seni, tetapi juga menjadi pusat pengembangan budaya lokal agar semakin dikenal luas, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin









