PROBOLINGGO, RadarBangsa.co.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyerahkan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada sejumlah kelompok tani di Kabupaten Probolinggo, Senin (4/8). Langkah ini menjadi bagian dari strategi percepatan kedaulatan pangan nasional berbasis desa.
Penyerahan dilakukan secara simbolis di Desa Sukokerto, Kecamatan Pajarakan, bersama Panglima Koarmada II Laksamana Muda TNI I Gung Putu Alit Jaya dan Bupati Probolinggo Muhammad Haris Damanhuri Romly. Alsintan yang dibagikan berasal dari pengadaan khusus APBD Provinsi Jawa Timur tahun 2024.
Beberapa alsintan yang diserahkan antara lain satu unit corn sheller mobile untuk Kelompok Tani Sido Tentrem Desa Sidomulyo, satu unit handtraktor rotary untuk Kelompok Tani Sumber Rejeki 1 Desa Rondokuning, serta lima unit handsprayer electric dan satu unit handtraktor rotary untuk Poktan Mahajaya Tani Desa Liprak Wetan. Selain itu, satu unit corn sheller mobile juga diserahkan kepada Kelompok Tani Tunas Harapan di Desa Karanganyar.
Menurut Khofifah, distribusi alsintan ini merupakan bentuk konkret intervensi pemerintah provinsi untuk memperkuat produktivitas petani dan memastikan mereka memiliki sarana produksi yang memadai.
“Alsintan yang kita serahkan hari ini adalah pengadaan khusus dari APBD Jatim untuk petani Probolinggo. Ini adalah upaya kita untuk mempercepat ketahanan pangan di Indonesia, agar kesejahteraan dan keadilan sosial segera terwujud,” kata Khofifah dalam sambutannya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Heru Suseno, serta anggota DPRD Kabupaten Probolinggo Wahid Nurrachman dan Intan Cahya Kurnia Sari.
Khofifah menegaskan bahwa ketahanan pangan Jawa Timur sudah relatif stabil. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, luas baku sawah (LBS) Jatim mencapai 1.207.997 hektare, atau berkontribusi sekitar 17,48 persen terhadap produksi beras nasional.
LBS tersebut terdiri dari 719.598 hektare lahan irigasi teknis (59,57 persen) dan 488.379 hektare lahan non-teknis atau tadah hujan (40,43 persen). Total luas panen mencapai 1.616.985 hektare.
Sementara itu, untuk tanaman jagung, Jawa Timur mencatat luas panen 739.157 hektare. Produksi jagung pipilan kering (JPK) dengan kadar air 28 persen mencapai 6.216.814 ton, dan pada kadar air 14 persen sebesar 4.595.752 ton.
“Sebagai lumbung pangan nasional, Jatim tidak hanya menjaga stabilitas produksi beras dan jagung, tapi juga memastikan kontribusi ini merata hingga ke seluruh wilayah,” jelas Khofifah.
Di tingkat lokal, Kecamatan Sukokerto memiliki luas baku sawah sekitar 205 hektare secara statistik, dan 164 hektare secara riil. Target tanam Agustus ini adalah 50 hektare dengan varietas unggul Inpari 32 dan produktivitas mencapai 7 ton gabah kering panen per hektare.
“Komoditas utama di Probolinggo adalah padi dan jagung. Tapi kalau musim panas seperti sekarang, sebagian petani beralih ke tembakau. Walaupun ada yang tetap bertahan di padi karena irigasinya bagus,” ujar Khofifah.
Ia juga menekankan bahwa kemerdekaan petani dalam menentukan komoditas dan pola tanam merupakan bentuk nyata dari kedaulatan.
“Saya doakan di semua tempat, irigasi dan fasilitas selalu terjaga. Agar para petani selalu punya pilihan. Dan ini adalah esensi dari kemerdekaan yang kita rayakan di bulan Agustus ini,” tutupnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin