NARINGGUL-CIANJUR, RadarBangsa.co.id – Menghadapi dampak adanya virus corona, perlu meningkatkan daya tahan ekonomi masyarakat. Hal ini sejalan dengan kebijakan membangun desa oleh pemerintah desa dan penciptaan desa Wanasari sebagai desa produksi baru.
Kepala desa Wanasari, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Upid Syarifuddin biasa dipanggil pak Uprid, kepada Jurnalis RadarBangsa.co.id pada saat bersilaturrahim ke desa Wanasari, Kamis (08/01/2021) menceritakan; “Memasuki awal tahun 2020 dunia dikejutkan dengan peristiwa berupa munculnya virus corona (virus 2019) Novel Coronavirus Desease (covid-19) yang lebih dikenal dengan virus corona adalah spesies baru dari Coronavirus yang menular pada manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja.
Dalam kondisi negara sedang dilanda musibah seperti ini, daya tahan ekonomi di ukur dari tingkat kesiapan masyarakat dan tingkat ketepatan kebijakan pemerintah dalam menghadapinya.
Dari pengalaman selama menjadi kepala desa di Wanasari ini dan Inshaa Allah periode saya berakhir tinggal satu tahun lagi.
“Setiap ada musibah terhadap negara, baik itu namanya krisis moneter, atau seperti sekarang ada virus corona, desa Wanasari dengan jumlah penduduk sekitar 3.900 jiwa lebih, 1.437 kepala keluarga (KK), tersebar di seluruh 40 RT, 13 RW, 5 dusun, cenderung memiliki daya tahan dan punya kemampuan untuk melakukan penyesuaian sehingga dampak yang timbul dari adanya musibah tersebut tidak akan berpengaruh besar dalam perekonomian masyarakat di desa Wanasari ini.
Saya sebagai kepala desa Wanasari ini berfikir “untuk desa ini sendiri”, seperti mencukupi kebutuhan pangan, maupun peningkatan ekonomi, pendidikan, kesehatan, keagamaan, sosial masyarakat, dan pemeliharaan budaya lokal masyarakat.
Masyarakat desa Wanasari ini memiliki lahan pertanian cukup luas bila mau bekerja keras, membanting tulang, melalui pemerintah desa sebagai lokomotif mengajak seluruh masyarakat membudidayakan tanaman kapulaga, dan ajakan itu diatur dalam Peraturan Desa (PERDES) Wanasari, apalagi sekarang harga kapulaga itu sedang bagus.
Budidaya kapulaga di desa ini menjadi pertimbangan pemerintah desa untuk dijadikan komoditas unggulan yang berpotensi ekspor.
Menurutnya, dengan di perdeskan budidaya kapulaga ini bisa dikelola secara serius, apalagi, didampingi oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) sehingga sehingga menjadikan desa Wanasari sentral kapulaga, kabupaten Cianjur, baik dalam terpaan covid-19 apalagi pasca covid-19.
Bagi kami, pemberdayaan BUMDES menjadikan agribisnis kapulaga sebagai unggulan dan inovasi desa ketika suatu saat nanti semua tanam kapulaga masyarakat telah berhasil, maka muaranya adalah BUMDES dan jika ada tengkulak masuk desa untuk membeli kapulaga maka ia akan datang pada BUMDes, bukan pada masyarakat, karena keuntungan BUMDes adalah untuk desa, berarti keuntungan masyarakat.
Keuntungan tengkulak adalah untuk dirinya sendiri dan tidak akan berbagi dengan masyarakat.
(A.E. Nasution)