BLITAR, RadarBangsa.co.id – Pemerintah Kota Blitar melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) memperkuat upaya pencegahan dan deteksi dini kanker serviks di tengah meningkatnya kasus di wilayah tersebut. Sepanjang tahun 2025, tercatat 132 kasus kanker serviks telah ditangani oleh fasilitas kesehatan di Kota Blitar.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Blitar, Dharma Setiawan, mengungkapkan bahwa dari total kasus tersebut, 19 pasien merupakan warga setempat dengan rentang usia 45–54 tahun. Sebagian besar di antaranya datang ke fasilitas kesehatan dalam kondisi stadium lanjut, sehingga memerlukan penanganan intensif di rumah sakit rujukan.
> “Kita harus aware, karena sekitar 60–70 persen kasus ditemukan pada stadium lanjut. Ini menandakan bahwa kesadaran untuk melakukan deteksi dini masih rendah,” ujar Dharma, Sabtu (12/10/2025).
Menurutnya, kanker serviks merupakan penyakit yang menyerang leher rahim akibat infeksi Human Papillomavirus (HPV), terutama tipe 16 dan 18. Penyakit ini kerap tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, sehingga banyak penderita baru mengetahui kondisinya ketika kanker sudah berkembang lebih parah.
Melihat kondisi tersebut, Dinkes Kota Blitar kini mengintensifkan program skrining gratis dan imunisasi HPV di sekolah-sekolah untuk remaja putri. Langkah ini diharapkan dapat menekan risiko penularan virus HPV sejak dini.
“Sebagai bentuk antisipasi, kami mengajak seluruh perempuan di Kota Blitar memanfaatkan layanan deteksi dini yang tersedia di puskesmas, termasuk pemeriksaan IVA dan Pap Smear yang kami sediakan secara gratis tanpa harus menunggu gejala muncul,” tegas Dharma.
Pemerintah juga menggandeng kader kesehatan dan organisasi masyarakat untuk memperluas sosialisasi mengenai pentingnya pencegahan kanker serviks. Edukasi diberikan tentang pola hidup sehat, perilaku seksual aman, dan pentingnya vaksinasi HPV.
Kanker serviks masih menjadi penyebab kematian utama kedua pada perempuan di Indonesia setelah kanker payudara. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, setiap tahun lebih dari 36 ribu kasus baru terdeteksi, dengan angka kematian mencapai 18 ribu jiwa.
Melalui gerakan deteksi dini dan imunisasi, Dinkes Kota Blitar berharap angka kasus bisa ditekan secara signifikan. Dharma menegaskan, pencegahan adalah langkah paling efektif sebelum penyakit berkembang lebih jauh.
“Kesehatan rahim adalah investasi masa depan perempuan. Jangan tunggu gejala muncul, segera periksa sebelum terlambat,” pungkasnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin