LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Kasus seblak beracun yang dicampur racun tikus hingga menewaskan seorang pekerja bengkel di Lamongan kini berkasnya sudah dikirim penyidik ke Kejaksaan Negeri Lamongan.
Diketahui, tersangka atas nama Nur Fadilah (27) asal Desa Deket Kulon Kecamatan Deket nekat meracuni korban Abdul Azis (23) asal Desa Palrejo Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang dengan cara memasukan racun tikus ke makanan seblak.
Korban pada waktu itu tewas dengan mulut berbusa dan tergeletak di dalam bengkel miliknya yang berada di Desa Sumberwudi Kecamatan Karanggeneng.
Kasi Pidum Kejaksaan Negeri Lamongan, Agung Rokhaniawan menjelaskan, memang benar untuk berkas kasus seblak beracun telah diterima setelah melakukan rekontruksi beberapa waktu yang lalu.
“Dimana berkas tersebut nantinya akan dilakukan gelar terlebih dahulu bersama dengan pimpinan. Apalagi kini telah mempunyai waktu 14 hari, pastinya keputusannya apa nanti setelah gelar perkara,” terang Agung, Rabu (15/5).
Sebelumnya, dalam rekontruksi ada sebanyak 9 lokasi serta 25 adegan yang telah diperagakan oleh tersangka mulai awal hingga akhir melihat korban sudah tidak bernyawa.
Dalam peragaan tersebut, mulai melakukan perencanaan membeli racun tikus cair berada di toko pertanian, membeli seblak dan melakukan pencampuran. Setelah diberikan, beberapa menit kemudian tersangka menghubungi korban dengan menanyakan rasanya.
Tak hanya itu saja, hingga memastikan tersangka ke lokasi. Peragaan nomer 14, tersangka melakukan pembelian seblak berada di Desa Pucangro Kecamatan Kalitengah.
Waktu itu, Lilik penjual seblak juga menjelaskan, dimana dirinya baru mengetahui bahwa salah satu anggota dari Polres Lamongan datang menjelaskan kalau seblak telah beracun.
Mengetahui hal tersebut, tentunya kaget ternyata seblak telah diberikan racun tikus. Dalam kejadian tersebut, tentunya tersangka telah memesan dua porsi dengan rincian satu biasa serta satu pedas tulang.
‘’Pelaku sendiri, pada saat beli dua porsi tersebut saat siang hari dengan temannya,’’ ungkap Liilik.
Selain itu, kata dia, tentunya pelaku juga sering pesan seblak disini bersama teman lainnya. Namun pada saat membeli, pelaku sering membawa topi, sehinga wajah tak begitu jelas dan banyak yang mengira bahwa pelaku adalah laki – laki.