BANYUWANGI, RadarBangsa.co.id – Kelompok BBK 5 Universitas Airlangga (Unair) Grajagan mengadakan program kerja “Green Path: From Sea to Soil” pada Jumat pagi, 10 Januari 2025, sebagai bagian dari upaya menjaga kebersihan lingkungan dan memanfaatkan potensi lokal. Kegiatan ini melibatkan warga Dusun Curahjati yang bekerja bersama untuk membersihkan lingkungan sekitar dan dilanjutkan dengan penanaman tanaman cabai di halaman Balai Desa Grajagan.
Program ini bertujuan untuk mengenalkan kepada masyarakat tentang pentingnya kebersihan lingkungan sekaligus memperkenalkan inovasi baru dari warga Desa Grajagan, yaitu pupuk organik hasil olahan limbah ikan.
Kegiatan kerja bakti dimulai pukul 06.00 WIB dengan warga membersihkan area rumah masing-masing, membabat rumput liar, serta memindahkan bebatuan yang ada di halaman Balai Desa. Setelah itu, tanaman hias pucuk merah dipindahkan ke area depan balai desa dengan bantuan mahasiswa yang turut hadir dalam acara tersebut.
Pupuk cair yang digunakan untuk memupuk tanaman pucuk merah merupakan hasil olahan limbah ikan yang diproduksi oleh Ibu-ibu PKK Dusun Grajagan Pantai. Pupuk ini dihasilkan melalui proses panjang yang melibatkan penghancuran ikan, pencampuran dengan air dan molase, serta fermentasi selama dua minggu.
Proses produksi pupuk ini sebelumnya pernah mengalami kegagalan pada bulan Oktober 2024, namun berhasil dilakukan kembali pada bulan Desember 2024 setelah dilakukan perbaikan.
Setelah penanaman pucuk merah, kegiatan dilanjutkan dengan penanaman cabai di area taman Balai Desa Grajagan. Cabai dipilih karena mudah dirawat dan dapat memberikan hasil yang optimal dengan penggunaan pupuk organik tersebut.
Proses penanaman cabai dilakukan dengan memberikan pupuk cair yang telah diproduksi sebelumnya, yang diharapkan dapat memperkenalkan produk ramah lingkungan ini kepada masyarakat.
Pupuk organik berbahan dasar limbah ikan ini memiliki banyak manfaat, antara lain meningkatkan kesuburan tanah, mendukung pertanian ramah lingkungan, serta mengurangi penumpukan limbah yang dapat mencemari lingkungan.
Selain itu, produk ini memiliki potensi untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk anorganik, yang semakin dicari oleh para petani yang ingin menerapkan sistem pertanian organik.
“Ibu-ibu PKK di Desa Grajagan Pantai masih perlu pengembangan lebih lanjut untuk memasarkan pupuk ini. Kami berharap dengan adanya kegiatan seperti ini, produk kami bisa lebih dikenal dan diterima masyarakat luas,” kata Ibu Novia, salah satu perwakilan Ibu PKK Desa Grajagan.
Meskipun masih menghadapi tantangan dalam hal distribusi dan pemasaran, produk pupuk cair dari limbah ikan ini membuka peluang baru bagi perekonomian desa.
Selain itu, kolaborasi antara warga, mahasiswa, dan nelayan diharapkan dapat mengembangkan produksi pupuk ini lebih lanjut dan memperkenalkan kelebihannya kepada petani di daerah sekitar.
Melalui semangat gotong royong, Desa Grajagan bisa menjadi pelopor dalam pengelolaan limbah ikan yang bermanfaat untuk pertanian dan lingkungan.
Penulis : Tim KKN-BBK 5 Desa Grajagan Banyuwangi
Editor : Zainul Arifin