JEMBER, RadarBangsa.co.id – Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa, mengimbau mahasiswa baru Universitas Al Falah As Sunniyyah Kencong Jember untuk terus mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan meningkatkan intelektualitas guna menyongsong Indonesia Emas 2045. Hal ini disampaikan Khofifah dalam acara Stadium Generale yang bertema “Menuju Kampus Internasional: Inovasi Berkelanjutan, Prestasi Berkesinambungan,” pada Selasa (17/9/2024).
Khofifah menekankan pentingnya semangat para mahasiswa baru dalam memperbaiki kualitas pendidikan dan SDM mereka, agar mampu bersaing secara global. “Penting bagi mahasiswa untuk meningkatkan kualitas pendidikan demi menyongsong Indonesia Emas 2045,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa persaingan di masa depan akan semakin ketat, dan para mahasiswa Universitas Al Falah As Sunniyyah perlu mempersiapkan diri untuk bersaing tidak hanya dengan sesama alumni, tetapi juga dengan lulusan dari berbagai universitas lain serta generasi muda dari berbagai negara.
“Kita berharap semangat belajar dan ekosistem belajar mereka bisa terus terpantau dan terkelola dengan baik,” ungkap Khofifah, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PP Muslimat NU.
Khofifah juga mendorong mahasiswa baru untuk meningkatkan kapasitas mereka sebagai pemimpin transformatif. Ia pun membagikan pengalamannya semasa mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya, saat aktif di organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan menjadi Ketua Cabang PMII Surabaya, sebuah pencapaian yang luar biasa bagi perempuan saat itu.
Tak hanya itu, Khofifah juga menjadi Ketua Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Surabaya secara bersamaan, yang turut membentuk dirinya menjadi pemimpin yang transformatif. “Transformational leadership terbentuk ketika kita menghadapi tantangan dan menemukan cara mengatasi masalah,” tambahnya.
Menurut Khofifah, kemampuan kepemimpinan seseorang tidak diajarkan di kampus, tetapi terbentuk melalui interaksi sosial, menghadapi permasalahan, dan mencari solusi. Aktif di organisasi seperti NU, menurutnya, menjadi wadah yang baik untuk mengasah kepemimpinan, namun juga penting untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan manajerial.
Ia menekankan bahwa kemampuan kepemimpinan manajerial sangat diperlukan ketika mahasiswa sudah lulus dan menjadi pemimpin di berbagai sektor, baik di pemerintahan, legislatif, perusahaan, maupun organisasi lainnya. “Bekal ini akan membantu dalam mengorganisir kelompok, menyelesaikan masalah, dan mencari solusi di tengah berbagai tantangan yang akan dihadapi,” tambahnya.
Khofifah juga menyinggung perannya sebagai Ketua Muslimat NU yang kerap dianggap remeh, namun ia berhasil membuktikan kapasitasnya dengan memperoleh penghargaan dari Presiden RI berupa Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha pada peringatan Hari Otonomi Daerah XXVIII tahun 2024, meskipun ia sudah tidak menjabat sebagai gubernur aktif.
Ia mengajak para mahasiswa untuk tidak mudah menyerah dan terus bersemangat menunjukkan kualitas diri mereka. “Kalian adalah generasi yang sangat penting bagi Indonesia Emas 2045. Teruslah berkembang dan buktikan prestasi kalian,” tutupnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin