SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Pendidikan tidak boleh berhenti berinovasi jika ingin bertahan menghadapi derasnya arus perubahan zaman. Pesan inilah yang ditekankan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat membuka East Java Innovative Education Summit (EJIES) 2025 di Grand Mercure Surabaya, Kamis malam (28/8/2025).
Ajang yang digagas Dinas Pendidikan Jawa Timur ini menjadi wadah pertemuan para inovator pendidikan sekaligus penganugerahan penghargaan bagi 30 karya terbaik dari total 26.000 inovasi yang masuk.
Dalam sambutannya, Khofifah mengapresiasi langkah Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Aries Agung Paewai, bersama para pendidik yang terus mendorong lahirnya gagasan baru untuk kemajuan pendidikan. Ia mengingatkan pentingnya kesiapan menghadapi perubahan di setiap level.
“Hidup adalah perubahan. Yang tidak berubah adalah perubahan itu sendiri,” ujar Khofifah, mengutip sebuah filosofi untuk mendorong adaptasi terhadap dinamika lokal, nasional, hingga global.
Khofifah juga menyinggung sejumlah capaian dunia pendidikan Jawa Timur. Selama enam tahun berturut-turut, siswa SMA dan SMK di provinsi ini mencatat jumlah tertinggi se-Indonesia dalam penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri, baik melalui jalur tes maupun non-tes.
Prestasi lain yang turut dibanggakan adalah raihan juara umum Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK sebanyak tiga kali berturut-turut, serta harapan agar Jawa Timur dapat segera merebut juara umum Olimpiade Sains Nasional (OSN).
“Ini semua indikator capaian dari kerja keras siswa, guru, mentor, dan semuanya,” tambahnya.
Menurut Khofifah, pendidikan adalah investasi jangka panjang yang akan menentukan kesiapan generasi emas Indonesia 2045. Karena itu, ia menekankan pentingnya tata kelola pendidikan yang baik, termasuk memastikan sekolah bebas dari pungutan liar (pungli).
“Sanggup? Dan insyaallah sudah tanpa pungli,” katanya dengan nada retoris kepada para kepala sekolah, pengawas, dan pejabat organisasi perangkat daerah (OPD) Pemprov Jatim yang hadir.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Aries Agung Paewai menjelaskan bahwa EJIES bukan sekadar ajang lomba, melainkan platform berkelanjutan untuk menumbuhkan budaya inovasi di sekolah.
“Dengan adanya inovasi, kita terhindar dari rutinitas. Artinya ada pengembangan yang terus dilakukan di lingkungan sekolah,” ungkap Aries.
Ia menambahkan, keberlanjutan program menjadi kunci agar inovasi tidak berhenti hanya pada momentum tahunan.
“Kita berharap ini berkelanjutan, tidak berhenti di kesempatan ini saja, tetapi terus berlanjut ke kesempatan-kesempatan berikutnya,” pungkasnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin