SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Presiden Prabowo Subianto menghadiri Kongres ke-XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Jatim Expo, Surabaya, Jawa Timur, pada Senin, (10/2/2025). Dalam sambutannya, Prabowo menegaskan pentingnya berbicara apa adanya dan menyinggung bahwa dirinya tidak boleh “cawe-cawe” di hadapan Muslimat NU.
Prabowo mengawali pidatonya dengan mengaku grogi berbicara di hadapan ribuan ibu-ibu Muslimat NU yang hadir. “Seumur hidup saya sering memberikan sambutan, tapi sekarang saya grogi. Emak-emaknya banyak sekali,” ujarnya yang disambut tawa peserta kongres.
Dalam kesempatan itu, Prabowo memuji Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, sebagai pemimpin yang luar biasa. Ia menilai Khofifah sangat memahami produksi dan harga bahan pokok di berbagai daerah di Jawa Timur. “Ini pemimpin luar biasa. Untung beliau dukung saya kemarin itu,” kata Prabowo sambil tersenyum.
Ketua PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan sambutan dengan pantun yang ditujukan kepada Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Ia menegaskan bahwa loyalitas Muslimat NU tetap tegak lurus kepada pemerintah. “Kami tidak akan mudah ke lain hati, loyalitas Muslimat tegak lurus,” kata Khofifah.
Khofifah juga mengungkapkan bahwa Muslimat NU telah berkontribusi dalam berbagai bidang, termasuk sosial dan pendidikan. Saat ini, Muslimat NU membina 209 panti asuhan, 111 layanan kesehatan, 7.942 majelis taklim, dan 7.000 lembaga pendidikan usia dini. “Dedikasi Muslimat NU melalui peran profesional tidak bisa diremehkan. Meski model kami kampungan, tapi kami ada di kepala daerah dan wakil kepala daerah yang sebentar lagi dilantik oleh Bapak Presiden,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Muslimat NU telah menjadi bagian dari perjuangan bangsa sejak era kemerdekaan. “Muslimat NU tidak hanya penyokong pejuang, tetapi juga ikut mengangkat senjata untuk kemerdekaan. Hebat, kan, Muslimat?” ucapnya penuh semangat.
Kongres XVIII Muslimat NU dihadiri sekitar 3.000 peserta, termasuk jajaran pengurus Syuriah dan Tanfidziyah PBNU, serta para pejabat tinggi negara. Selain Presiden Prabowo dan Wapres Gibran, hadir pula Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf, Kapolri dan Kapolda Jatim, Pangdam V/Brawijaya, Konjen Amerika, Australia, dan Jepang, serta sejumlah menteri dari Kabinet Merah-Putih.
Acara ini berlangsung selama tujuh hari dengan berbagai kegiatan, termasuk pembukaan resmi oleh Presiden Prabowo, bazar UMKM Muslimat NU se-Indonesia, shalawat dan ijazah manaqib, malam Nishfu Sya’ban, sidang pleno dan komisi, inagurasi program unggulan Muslimat NU, ziarah Wali Lima dan Muassis NU, serta santunan yatim piatu.
Sebagai persiapan acara, panitia telah memasang berbagai atribut seperti bendera, spanduk, dan baliho di tempat strategis, termasuk stasiun, terminal, bandara, dan pusat kota Surabaya. Para peserta kongres menyatakan siap mengikuti seluruh rangkaian acara, memperluas jaringan silaturahmi, dan memperdalam pemahaman keagamaan.
Dalam pidatonya, Prabowo menegaskan bahwa dirinya selalu berpegang pada prinsip kejujuran dalam berbicara. “Saya bicara apa adanya. Itu keyakinan saya. Yang benar itu benar, yang salah itu salah. Seperti matahari terbit dari timur,” ujarnya.
Menutup sambutannya, Prabowo berpesan agar Muslimat NU terus berperan aktif dalam membangun bangsa dan menjaga persatuan. Sementara itu, Khofifah menegaskan bahwa Muslimat NU akan terus berkontribusi dalam membangun Indonesia yang lebih maju di berbagai bidang. “Muslimat bertekad mengangkat martabat bangsa,” tandasnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin