CIANJUR, RadarBangsa.co.id – Koramil 0608-17/Cidaun dibawah pimpinan Danramil Kapten Kav M. Ma’rufin panen raya jagung hybrida dalam rangka ketahanan pangan di wilayah Koramil 0608-17/Cidaun.
Tampak hadir dalam giat panen raya itu, Danramil Kapten Kav M. Ma’rufin yang diwakili Serma Asep Mulyana (BA TUUT), Serka Hasan Nurdin (Danpos kecamatan Naringgul), Sertu Koswara, Sertu Irawan, Serda Dasep, Koptu Awan, Koptu Asep Kurniawan, Koptu Prasetiyo, dan dihadiri oleh Kepala Dinas pertanian tanaman pangan dan hortikultura Kabupaten Cianjur melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Cidaun, Kepala Wawan Kuswa, SP, MP, Koordinator PPL Aep Saepulmikdar, SST, PPL Rusman, SST, Amien Abdurrahman, SP, Wildani, SP, Badru, dan juga ikut hadir FKPPI Cidaun, Hipakat, Persit ranting 18/Cidaun, Kelompok Tani Cipakis, dan Jurnalis RadarBangsa.co.id di Kelompok Tani Cipakis, desa Cidamar, Kecamatan Cidaun, kabupaten Cianjur, provinsi Jawa Barat. Sabtu (25/02/2023).
Danramil Kapten Kav M. Ma’rufin diwakili Serma Asep Mulyana menyampaikan, terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan ketahanan pangan Koramil 0608 – 17/Cidaun sehingga dapat melaksanakan panen raya jagung hybrida dengan hasil yang memuaskan.
Kami berharap, upaya TNI khususnya Koramil 0608 – 17/Cidaun sedikitnya dapat membantu masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan jagung yang sampai saat ini kita masih menginpor dari negara lain”. ujar Danramil.
Lebih lanjut Danramil mengatakan, harapan besarnya agar sinergitas yang baik antara Koramil 0608 – 17/Cidaun dengan pemerintah kecamatan Cidaun, ormas, dan para petani tetap konsisten dalam mendukung program pemerintah meningkatkan ketahanan pangan.
Sementara itu, Kepala dinas pertanian tanaman pangan dan hortikultura kabupaten Cianjur di wakili Kepala UPTD BPP Cidaun Wawan Kuswa, SP, MP menyampaikan, “masaalah budidaya tanaman jagung di wilayah kita ini cukup bagus dan cukup berhasil, namun, untuk keberhasilan petani jagung kita di kecamatan Cidaun ini harus ada kelembagaan corporasi yang dapat menampung hasil pertanian kita, harga bisa dikendalikan, dikawal, sehingga petani dapat menikmati hasil yang lebih tinggi. Masalahnya lembaga corporasi itu dimiliki oleh orang luar tentu harga hasil pertaniannya di kendalikan orang lain. Dan disanalah permasalahannya. Mulai dari biaya perawatan dan pemeliharaan, bibit, dan sebagainya.
Warga masyarakat kita juga saat ini kurang bersemangat dan kurang tertarik terhadap usaha pertanian ini dikarenakan terjadi peningkatan biaya reproduksi pertanian itu sendiri. Dari kenaikan BBM pada bukan juli dan september tahun lalu itu berat bangat sampai sekarang, ditambah lagi dengan adanya pembatasan pupuk ini.
“Saya berharap semoga kegiatan panen jagung ini menjadi penyemangat bagi masyarakat dalam mewujudkan ketahanan pangan”, tutupnya.
