Lomba Nembang Macapat Kabupaten Lamongan, Memperkuat Jati Diri Bangsa

- Redaksi

Minggu, 2 Juni 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Pemerintah Kabupaten Lamongan mengadakan lomba nembang macapat untuk memperebutkan Piala Bupati Cup di Aula Gajah Mada lantai 7, Pemkab Lamongan, pada hari Sabtu (1/6/2024). Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, menyatakan bahwa penyelenggaraan lomba ini diharapkan dapat memperkuat identitas nasional sebagai bangsa Indonesia, terutama jati diri masyarakat Jawa.

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi yang mengubah peradaban, upaya pelestarian budaya warisan nenek moyang menjadi sangat penting.

“Jika kecanggihan teknologi tidak diimbangi dengan usaha kita melestarikan budaya, maka apa yang telah diwariskan nenek moyang kita bisa membuat kita lupa akan jati diri, baik sebagai orang Jawa maupun sebagai bangsa Indonesia,” kata Pak Yes, sapaan akrab Bupati Lamongan, saat membuka lomba macapat.

Meskipun baru pertama kali diselenggarakan, Bupati Yes memberikan apresiasi terhadap kegiatan yang diinisiasi oleh Paguyuban Wilwatikta bersama Paguyuban Permadani yang berhasil menarik minat lintas generasi dari berbagai daerah untuk melestarikan budaya.

“Saya sangat senang, bangga, dan bahagia bisa bersama-sama dalam lomba nembang macapat ini. Insyaallah, kegiatan ini bisa menjadi agenda tahunan di Kabupaten Lamongan,” tambah Pak Yes.

Lomba tarik suara tembang Jawa ini diikuti oleh 55 peserta yang tidak hanya berasal dari Lamongan, tetapi juga dari Mojokerto, Jombang, Blitar, Surabaya, Sidoarjo, Blora, dan daerah lainnya.

“Selamat datang kepada para peserta yang datang dari luar daerah seperti Surabaya, Blitar, Blora, dan lainnya. Semoga kunjungan Anda semua berkesan, baik dari segi orang-orangnya maupun kulinernya. Jangan lupa mencoba nasi boran, soto, pecel lele, yang pasti enak,” ucap Pak Yes.

Kiat Tarto, ketua panitia lomba nembang macapat, menyatakan bahwa lirik-lirik tembang yang digunakan adalah karya asli PB Wilwatikta. Dalam perlombaan ini, peserta dapat menyanyikan dua tembang, yaitu tembang wajib dan tembang pilihan.

“Lirik tembang yang ditentukan oleh panitia penyelenggara adalah hasil karya Paguyuban Wilwatikta, baik tembang wajib maupun tembang pilihan, dan semuanya sudah tercantum dalam petunjuk teknis yang telah disebarkan,” jelasnya.

Berita Terkait

Pameran lukisan Ki-Art karya Hartono Semarang gelar sarasehan diskusi jejak perempuan
Plt Bupati Subandi Hadiri Haul Sesepuh Tambakrejo | RadarBangsa Lamongan
SMSI Surabaya Gelar Pameran Batu Permata, UKM Kembali Bersinar | RadarBangsa Lamongan
Kebaya Ditetapkan Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, Khofifah: Identitas Bangsa yang Harus Dilestarikan
Reog Ponorogo Resmi Jadi Warisan Takbenda UNESCO, Khofifah : Alhamdulillah, Kesenian Jatim Mendunia
Mendhak Sanggring, Tradisi Syukur Ikonik Desa Tlemang Lamongan
Kebijakan Baru TN Alas Purwo Banyuwangi : Tarif Nol Rupiah untuk Ibadah di Pura Luhur Giri Salaka
Haul Akbar Sidoarjo 2024, Ribuan Jamaah Berzikir Khusyuk

Berita Terkait

Senin, 30 Desember 2024 - 10:47 WIB

Pameran lukisan Ki-Art karya Hartono Semarang gelar sarasehan diskusi jejak perempuan

Minggu, 15 Desember 2024 - 19:29 WIB

Plt Bupati Subandi Hadiri Haul Sesepuh Tambakrejo | RadarBangsa Lamongan

Minggu, 15 Desember 2024 - 07:46 WIB

SMSI Surabaya Gelar Pameran Batu Permata, UKM Kembali Bersinar | RadarBangsa Lamongan

Jumat, 6 Desember 2024 - 09:26 WIB

Kebaya Ditetapkan Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, Khofifah: Identitas Bangsa yang Harus Dilestarikan

Kamis, 5 Desember 2024 - 09:51 WIB

Reog Ponorogo Resmi Jadi Warisan Takbenda UNESCO, Khofifah : Alhamdulillah, Kesenian Jatim Mendunia

Berita Terbaru

 iPhone 16  (ist)

Ekonomi

Apple Investasi di Batam, TKDN iPhone 16 Jadi Penghalang

Jumat, 10 Jan 2025 - 21:19 WIB

Hukum - Kriminal

Lapas kelas I Semarang adakan perayaan natal bersama para napi

Jumat, 10 Jan 2025 - 19:50 WIB