SEMARANG, RadarBangsa.co.id – Sekelompok mahasiswa Universitas Semarang melaksanakan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan fokus pada peningkatan pengelolaan dan transparansi pencatatan pendapatan dari kegiatan bank sampah warga. Kegiatan bertajuk “Pengelolaan Pemberdayaan Bank Sampah sebagai Tambahan Income Warga” ini berlangsung di Kampung Kepatihan RT 03 RW 01, Kelurahan Bangunharjo, Kecamatan Semarang Tengah, pada 12 Oktober 2025.
Tim PKM terdiri atas Nurul Octaviani, Alfi Nur Aulia, Ardhia Rambu Regita, dan Muhammad Misbah, di bawah bimbingan dosen Etika Bisnis Universitas Semarang, Soegihartono, S.E., M.M. Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang teratur serta mendorong pencatatan hasil penjualan sampah secara tertib dan transparan.
“Selama ini warga sudah aktif mengumpulkan dan menabung sampah, tetapi sistem pencatatan belum rapi. Akibatnya, warga belum tahu pasti berapa jumlah setoran, berat timbangan, dan total pendapatan yang dihasilkan,” ujar Nurul Octaviani, ketua tim PKM.
Dalam kegiatan tersebut, tim memberikan pelatihan tentang cara memilah sampah organik dan anorganik, prosedur penyetoran ke bank sampah, serta pengelolaan hasil penjualan. Mereka juga memperkenalkan penggunaan spreadsheet digital untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran secara real time.
“Dengan sistem digital ini, semua data bisa diakses melalui tautan yang kami bagikan di grup WhatsApp warga. Mereka bisa memantau berat sampah yang disetor, harga per jenis sampah, dan total penghasilan masing-masing,” jelas Muhammad Misbah.
Sistem tersebut dinilai membantu warga memahami nilai ekonomi dari sampah yang mereka kumpulkan. Selain itu, pencatatan digital juga mempermudah pengelola dalam membuat laporan keuangan yang lebih rapi dan akurat.
Warga setempat menyambut baik inovasi ini. “Kami jadi tahu hasil dari setiap setoran sampah. Sekarang lebih semangat karena datanya terbuka dan bisa dilihat langsung,” ujar Siti Aminah, salah satu peserta kegiatan bank sampah.
Hal senada disampaikan Ketua RT 03, Sudarmo. Ia menilai sistem baru ini membuat warga lebih percaya terhadap pengelolaan bank sampah. “Dulu sering ada selisih catatan karena manual. Sekarang semuanya jelas, tidak ada yang bingung,” katanya.
Dosen pembimbing, Soegihartono, menuturkan bahwa kegiatan ini sejalan dengan semangat Kampus Merdeka, yang mendorong mahasiswa untuk memberi kontribusi nyata bagi masyarakat. “Kami ingin mahasiswa tidak hanya belajar teori di kelas, tetapi juga mengaplikasikan pengetahuannya dalam kegiatan sosial yang berdampak langsung,” ujarnya.
Tim PKM berharap, bank sampah di Bangunharjo dapat menjadi contoh bagi lingkungan lain dalam menerapkan sistem pencatatan yang profesional. “Jika pengelolaan dilakukan dengan tertib dan transparan, bank sampah tidak hanya membantu menjaga kebersihan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi warga,” tutur Alfi Nur Aulia.
Dengan sistem pencatatan yang lebih modern dan partisipasi aktif warga, bank sampah diharapkan mampu berkembang sebagai model pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan di Kota Semarang.
Penulis : Agus
Editor : Zainul Arifin