MALANG, RadarBangsa.co.id – Topeng asli Malangan adalah seni pahatan asli yang mempunyai ciri Malang, Jawa Timur dan mampu bertahan hingga saat ini.
Topeng Malangan memiliki perbedaan dengan jenis topeng yang ada di Jogja maupun Bali, karakter yang di munculkan begitu kuat, mulai dari penggambaran wajah tokoh atau seseorang.
Ada beberapa jenis penggambaran tokohnya mulai dari wajah jahat, baik, sedih, kecantikan, ketampanan, gurauan, dan karakter yang bersifat tidak teratur.
76 karakter tokoh yang terdapat di dalam seni topeng khas Malangan, pada akhirnya ditonjolkan hanya beberapa karakter diantaranya Raden Gunung sari dan Dewi Candra kirana ( Dewi Ragil kuning ).Panji Asmoro Bangun serta Dewi Sekartaji.
Prabu Kelono Sewandono., Bapang Joyosentiko., Raden Potro joyo.
Pembuatan topeng sendiri di lakukan dengan cara tradisional yaitu memahat setiap detail ornamen wajah yang ingin di bentuk, butuh waktu 1-3 hari bisa menghasilkan sosok karakter yang diingkan.
Jika kita lihat dari segi multidimensinya, topeng mempunyai 2 fungsi, yaitu selain sebagai aksesoris atau panjangan untuk di rumah, topeng juga tidak terlepas dari unsur seni tarian nya.
Maryono adalah salah satu orang yang masih menjadi pengrajin topeng Malangan Sampai saat ini, warga Jl.Anjasmoro RT 08, RW 02 Dusun Bendo Desa Karang Pandan Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang ini menyayangkan grafik penurunan pecinta topeng sejak tahun 1997 sampai saat ini diangka 80%.
” Saya masih mempertahankan kesenian topeng Malangan ini atas dasar rasa tanggung jawab ingin tetap melestarikan topeng Malangan sampai kapanpun” tegasnya
” Upaya untuk melestarikan nya dengan terus membuat topeng dengan pahatan dari dalam hati, dan menjaga mood untuk membentuk karakter yang diinginkan, selain itu setiap Senin Legi 1 bulan sekali mengadakan pentas seni dengan mengajak beberapa pelajar SMA sampai perguruan tinggi” tambahnya.
Kali ini ia pun mencoba terobosan baru dengan membuat topeng dengan karakter Budha.
Karakter Budha dipilih karena Siddharta Gautama memiliki pancaran karismatik, sabar, dan juga bercahaya.
Pembuatan topeng Budha ini berbeda dengan pembuatan topeng Malangan yang biasa di kerjaan, pengerjaan membutuhkan penyatuan wajah wayang dan wayah orang hingga memunculkan karakter aslinya hingga berbentuk 2 demensi.
Peran pemerintah dalam menjaga sekaligus melestarikan kesenian topeng asli Malangan, cukup bisa membantu para seniman khususnya pengrajin topeng, Dinas pariwisata Kabupaten Malang sudah membuka galeri, untuk wisatawan bisa membeli aksesoris khas topeng Malangan.
Harapannya agar generasi anak bangsa saat ini tidak melupakan budaya leluhur untuk tetap membatu, menjaga juga melestarikan kesenian yang ada di Nusantara.
(Ir)