SAMPANG, RadarBangsa.co.id – Masyarakat Madura khususnya Sampang mengenal tiga Lebaran (Tellasan) dalam setahun
Yakni Lebaran Idul Fitri (Tellasan Idul Fitri), Lebaran Ketupat (Tellasan Topak/Ketopak) dirayakan 7 hari setelah Lebaran Idul Fitri dan Lebaran Idul Adha (Tellasan Rajeh)
Lebaran Ketupat bagi masyarakat Madura khususnya Sampang bukan termasuk kegiatan ritual keagamaan namun merupakan tradisi turun temurun sejak Kerajaan Islam Jawa bercokol di Madura sebagai wujud syukur yang tiada henti setelah menjalani ibadah Ramadhan dan dilanjutkan dengan puasa enam hari pada bulan Syawal (pasca Idul Fitri)
Selain itu “Tellasan Topak” menjadi momentum Silaturahmi saling berkunjung bagi yang belum melakukannya saat Hari Raya Idul Fitri
Tradisi yang di lakukan saat Tellasan Topak ini hampir sama dengan Perayaan Hari Raya Idul Fitri
Yaitu saling berbagi rejeki kepada tetangga dan kerabat yang di kenal dengan “Ter ater” (mengantar makanan), saling berkunjung dan menyantap bersama masakan yang sudah di siapkan
Sore harinya dengan membawa bekal makanan bersama mengunjungi tempat wisata
Bahkan masih ada yang ziarah ke makam keluarga dan leluhur saat Tellasan Topak
Yang membedakan Lebaran Idul Fitri dengan Ketupat, saat Tellasan Topak/Ketopak semua makanan yang tersaji berbasis Ketupat makanan dari bahan beras dicampur air secukupnya dan dimasak dengan dibungkus janur (daun kelapa) atau daun pisang
Suasanapun bernuansa Ketupatan, ada yang sengaja menghias rumah dengan pernak pernik ketupat
Tidak hanya itu, saat merayakannya anak anak dengan bangganya berkalung ketupat sambil bermain dan berlarian ke tetangga
Sementara para Ibu rumah tangga sibuk menyiapkan berbagai kuliner yang pas di santap dengan Ketupat seperti aneka Opor Ayam/Daging, Soto, Mie Ketupat/Lontong, Kaldu dan Rujak Cingur Ketupat/Lontong
Bagi warga masyarakat di Perkotaan tradisi membuat ketupat sudah mulai bergeser ke Lontong makanan dengan bahan dan proses yang hampir sama namun terbungkus daun pisang
Selain proses pembuatannya yang cenderung simple, hasilnyapun lebih halus dan kenyal
Namun perubahan jenis ini tidak mengurangi makna perayaan Lebaran Ketupat yang dilakukan bahkan tak akan mempengaruhi punahnya kecintaan masyarakat terhadap makanan khas “Ketupat”
Selamat Merayakan Lebaran “Ketupat” Semoga tradisi ini semakin melekat di hati masyarakat sebagai momentum wujud syukur, Introspeksi dan mempererat Silaturahmi tanpa mengabaikan prosedur Kesehatan maupun Himbauan Pemerintah disaat Pandemi Covid 19.
(Her)