Pansus Covid-19, Mahfudz ke Ketua DPRD Surabaya : Ayolah Kita Berbuat untuk Kemanusiaan

- Redaksi

Sabtu, 9 Mei 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anggota DPRD Kota Surabaya Fraksi PKB, Mahfudz / Net

Anggota DPRD Kota Surabaya Fraksi PKB, Mahfudz / Net

SURABAYA,RadarBangsa.co.id – Keputusan Ketua DPRD Kota Surabaya, Adi Sutarwijono (Awi) menolak usulan pembentukan Panitia Khsusus (Pansus) percepatan penanganan Covid-19 mematik persepsi negatif. Dimana Adi Sutarwijono ditengarai ingin melindungi Walikota Surabaya, Tri Rismaharini.

“Pak Adi kan di DPC PDIP, sementara bu Risma di DPP PDIP, nah ini kesannya ketua dewan ingin melindungi Risma kenapa dia nolak pembentukan pansus,” ucap Sekretaris Komisi B DPRD Kota Surabaya, Mahfudz. Seperti yang dilansir duta.co. Kamis, (07/5/2020).

Mahfudz mengatakan, Adi Sutarwijono ketakutan, Pansus percepatan penanganan Covid-19 terbentuk. Padahal spirit usulan Pansus ini untuk kemanusiaan. Sebab, kondisi persebaran virus corona di Surabaya semakin parah. Sehingga butuh percepatan penanganan supaya cepat teratasi dengan baik.

“Kita hanya mau sinergi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya demi kemanusiaan, bukan alasan lain, apalagi dikaitkan dengan politik, sama sekali tidak ada muatan politik.

Kita lepas ego politik dulu, sejak awal ngomong Surabaya bahaya Covid-19, dan sekarang kejadian kan. Jadi inisiatifnya supaya jalan bareng kenapa lima Fraksi mengusulkan Pansus,” terangnya.

Baca Juga  Breaking News! Uji Independensi PN Surabaya atas Praperadilan Kasus Kekerasan Seksual Terahadap Anak

Legislator PKB ini meminta agar usulan itu segera dirapatkan di Badan Musyawarah (Banmus). Jika tetap bersikukuh menolak, maka kesan melindungi Risma semakin kuat.

Mahfudz tidak habis pikir ada apa dibalik penolakan pembentukan Pansus Covid-19, padahal ini menyangkut kepentingan warga Surabaya. Apalagi yang Terdampak pandemi Covid-19 semakin meluas, tidak hanya yang suspect, yang tidak memiliki penghasilan pun semakin meluas.

“Saya tidak habis pikir kenapa ketua dewan menolak, padahal usulan Pansus ini menyangkut kepentingan warga kota Surabaya, agar penanganan pandemi Covid-19 ini dipercepat dan tepat.

Road map nya jelas, dan yang harus diingat, dewan itu wakil rakyat, dalam bekerja harusnya memprioritaskan kepentingan rakyat. Bukan memprioritaskan kepentingan yang berkuasa, yakni Walikota Surabaya. Jika seperti itu gimana bisa disebut wakil rakyat,” tegasnya.

Baca Juga  Langka dan Spesial, Ulang Tahun Izza di 29 Februari

Mahfudz mencurigai, ada sesuatu yang berusaha ditutupi dari keputusan Ketua Dewan menolak pembentukan Pansus. Apalagi berusaha membangun kekuatan dari pihak-pihak luar yang seolah-olah membangun narasi kalangan dewan buruk.

“Kok ini Muhammadiyah juga dilibatkan. Kan kesannya Dewan buruk, padahal yang kita lakukan untuk kepentingan masyarakat Surabaya,” lugasnya.

Mahfudz menegaskan, kecurigaan itu diperkuat Pemkot Surabaya tidak memiliki road map dalam penanganan Covid-19. Dugaan lain berkaitan dengan penggunaan dana senilai Rp 196 miliar.

Dan dana cadangan senilai Rp 1,3 triliun yang bisa digunakan dalam penanganan Covid-19, tidak jelas seperti apa pengunaannya, bahkan sasaran dan target hasilnya seperti apa, juga tidak ada.

“Road map tidak jelas. Contoh kecil pasar ditutup. Saya nggak mempersalahkan, cuman follow upnya nggak ada. Harusnya semua pedagang ditest, yang berkunjung kesana juga ditest, tapi ini nggak.

Baca Juga  Ketua TP PKK Kabupaten Pasaman Ny Hj Suryani Nst Yusuf Lubis Serahkan Bantuan

Nggak apa-apa ditutup asal disupport, padahal efek penutupan itu luar biasa, banyak warga Surabaya yang kehilangan mata pencahariannya, lalu bagaimana mereka dalam meneruskan hidup, sednagkan bantuan dari pemkot juga tidak ada,” ujarnya.

Menurutnya, karena tidak ada road map, maka kontrol Dewan terhadap Pemkot Surabaya menjadi lemah. Selain itu, distribusi Bantuan Sosial (Bansos) juga tidak bisa diawasi.

Apakah sudah tepat sasaran atau justru tidak, karena fakta di lapangan, banyak masyarakat miskin maupun masyarakat terdampak pandemi Covid-19 yang pendapatannya turun drastis tidak mendapat bantuan dari Pemkot Surabaya.

“Saya mengetuk hati nurani bapak Awi (Ketua DPRD Kota Surabaya), ayolah kita berbuat untuk kemanusiaan, untuk warga surabaya yang sedang membutuhkan penanganan tepat dari Pemkot Surabaya. Ketua Dewan itu wakil rakyat, bukan wakil bu Risma,” pungkas Mahfudz.

(Azi/Ari)

Berita Terkait

DPU CKPP Banyuwangi : Targetkan Rampung Tahun ini Pembangunan Jembatan Karangdoro Terus Dikebut
Calon Bupati Sidoarjo H Subandi Hadiri Doa Bersama di Desa Plumbungan
Pj Gubernur Jatim Adhy Salurkan Bantuan Air Bersih untuk Warga Blitar Terdampak Kemarau
Pj Gubernur Adhy Salurkan Bansos dan Alat Bantu Disabilitas di Blitar
Jelang Hari Jadi ke-79 Jawa Timur, Pj Gubernur Adhy Karyono Pimpin Ziarah di Makam Bung Karno
Geber Sidoarjo, 15 Ribu ASN Serentak Kerja Bakti Bersihkan Kota
Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono Buka Orientasi PPPK Angkatan 101-110
Cabup Nomor 1 Subandi, Merajut Silaturahmi dengan Kiai-Kiai Kampung di Sidoarjo
Tag :

Berita Terkait

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 09:25 WIB

DPU CKPP Banyuwangi : Targetkan Rampung Tahun ini Pembangunan Jembatan Karangdoro Terus Dikebut

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 08:10 WIB

Calon Bupati Sidoarjo H Subandi Hadiri Doa Bersama di Desa Plumbungan

Jumat, 4 Oktober 2024 - 16:04 WIB

Pj Gubernur Jatim Adhy Salurkan Bantuan Air Bersih untuk Warga Blitar Terdampak Kemarau

Jumat, 4 Oktober 2024 - 15:13 WIB

Pj Gubernur Adhy Salurkan Bansos dan Alat Bantu Disabilitas di Blitar

Jumat, 4 Oktober 2024 - 13:55 WIB

Jelang Hari Jadi ke-79 Jawa Timur, Pj Gubernur Adhy Karyono Pimpin Ziarah di Makam Bung Karno

Berita Terbaru

Kepala BRI Unit Pucuk, Mochamad Afnan Zainuri, saat menyerahkan bantuan program Klasterkuhidupku

Ekonomi

BRI Dorong UMKM Lamongan Maju Lewat Klasterkuhidupku

Sabtu, 5 Okt 2024 - 10:51 WIB