LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Pemerintah Kabupaten Lamongan bekerja sama dengan Forum Nasional Mahasiswa Lamongan (Fornasmala) untuk mempercepat pembangunan desa dan memberdayakan potensi lokal. Hal ini disampaikan oleh Bupati Lamongan Yuhronur Efendi (Pak Yes) saat membuka kegiatan Simposium Fornasmala di Pendopo Lokatantra, Rabu (22/1/2025).
Menurut Pak Yes, desa adalah lokomotif yang sangat berperan dalam kemajuan suatu daerah dan bangsa. Oleh karena itu, Pemkab Lamongan terus berupaya mengembangkan desa melalui berbagai program pembangunan yang melibatkan semua elemen masyarakat, termasuk mahasiswa asal Lamongan yang tergabung dalam Fornasmala.
“Keberhasilan membangun desa merupakan kontribusi nyata dalam pembangunan nasional. Pemkab Lamongan terus berkomitmen untuk mempercepat pembangunan desa, yang melibatkan seluruh stakeholder, termasuk mahasiswa asli Lamongan seperti yang kita lakukan sekarang,” ujar Bupati Lamongan.
Bupati Yuhronur Efendi menambahkan bahwa komitmen Pemkab Lamongan dalam pembangunan desa terbukti dengan tidak adanya desa yang tercatat sebagai desa tertinggal. Pada tahun 2024, sebanyak 239 desa di Lamongan sudah mencapai status desa mandiri, sementara 223 desa lainnya telah mencapai status desa maju. Ini menunjukkan bahwa seluruh desa di Lamongan memiliki potensi untuk melaksanakan pembangunan dan mensejahterakan warganya, dengan memperhatikan aspek ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi yang berkelanjutan.
Dalam mendukung pemberdayaan potensi desa, Lamongan memanfaatkan sektor pertanian dan perikanan sebagai andalan. Lamongan dikenal sebagai lumbung pangan nasional, di mana setiap tahunnya menghasilkan lebih dari 1 juta ton padi, jauh melebihi kebutuhan pangan kawasan Lamongan yang hanya sekitar 300 ribu ton per tahun. Hal ini menciptakan kestabilan harga dan kesejahteraan bagi petani.
“Dukungan terhadap potensi setiap desa terus kami lakukan, terutama di bidang pertanian. Terbukti, produksi padi kami surplus. Bahkan, kami siap mendukung program swasembada pangan dengan melakukan perluasan tanam seluas 36 hektar,” jelas Pak Yes.
Selain itu, sektor perikanan di Lamongan juga menunjukkan hasil yang menggembirakan, dengan produksi mencapai 130 ton per tahun, baik dari perikanan tangkap maupun budidaya.
Bupati Lamongan juga menegaskan bahwa pembangunan sumber daya manusia (SDM) adalah investasi jangka panjang yang sangat penting dalam pembangunan Lamongan. Pemkab Lamongan terus memberikan pembekalan melalui sektor pendidikan, kesehatan, dan daya beli, yang terbukti berkontribusi pada tingginya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lamongan, yang tercatat mencapai 75,9 pada tahun 2024.
Pak Yes menambahkan bahwa sinergi antara Pemkab Lamongan dan Fornasmala dalam pembangunan desa merupakan langkah nyata dalam mempercepat pembangunan SDM dan desa di Lamongan.
Ketua Fornasmala, As’ad Khoirul Anas, melaporkan bahwa program Pengabdian untuk Lamongan (Pulang) tahun ini akan melakukan bina desa di empat desa, yaitu Desa Kudian (Kecamatan Sekaran), Desa Pesanggrahan (Kecamatan Laren), Desa Sukobendu (Kecamatan Mantup), dan Desa Botoputih (Kecamatan Tikung).
“Selama Januari 2025 ini, kami Fornasmala akan melakukan bina desa di empat desa tersebut. Di Desa Botoputih, kami akan membangun ruang terbuka hijau, sementara di desa lainnya kami juga melakukan penghijauan, mengajar, serta membuat ruang publik,” jelas As’ad.
Program Pulang ini, lanjut As’ad, merupakan ajang bagi mahasiswa asal Lamongan yang menempuh pendidikan di berbagai penjuru Indonesia untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan di kampus. Selain itu, program ini juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar bagaimana mengaplikasikan keilmuan mereka di lapangan dalam membantu pembangunan desa.
Dengan adanya kolaborasi antara Pemkab Lamongan dan Fornasmala, diharapkan pembangunan desa di Lamongan dapat semakin cepat, lebih merata, dan berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin