SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Memaksimalkan kearifan lokal dan industri kreatif dari kaum milenial, dan mewujudkan Surabaya menjadi Kota Kreatif. Surabaya Creative Network (SCN) gelar Rapat Kerja (Raker) Tahunan di Satu Atap Co-Working Place and Food Station, Jl Pacar No. 2, Surabaya.
Dalam Raker tersebut, dihadiri langsung oleh tamu undangan, yakni, Anggota Dewan muda (Komisi D DPRD Kota Surabaya), Juliana Evawati, dan Kepala Dinas Perdagangan (Kadisdag) Kota Surabaya, Wiwik Widayanti.
Menurut Juliana, sosok anak-anak muda yang ingin mengembangkan daya kreatifnya, bergabunglah dengan satu wadah ini (SCN -red). Karena dirasa wadah ini konsen berkolaborasi dengan pemerintah, supaya melek politik. Ini tujuannya singkronisasi Pemerintahan dan pemuda kota Surabaya berjalan dengan indah dan hebat.
“Kita upayakan Perda industri kreatif, sebenarnya sudah dicanangkan untuk tahun ini, kemungkinan realisasinya terjadi pada tahun 2021. Karena dengan Perda tersebut, mampu menopang olah fikir anak muda agar tidak terlantar. Kita kembangkan bersama, dan mewujudkan kontribusi besar untuk menyumbang PAD Kota Surabaya,” tutur Jeje, sapaan akrabnya saat ditemui di lokasi acara. Sabtu, (11/1/2020).
Senada dengan Jeje, Wiwik mengapresiasi rapat kerja tahunan SCN, karena dalam acara semacam ini pemerintah kota bisa bersinergi dengan komunitas kreatif. Tadi disampaikan bagaimana masih banyak ruang yang bisa disentuh, bisa diselesaikan atau bisa diintervensi oleh komunitas ini. Nah ruang-ruang ini barangkali tidak bisa dilihat secara parsial oleh teman-teman komunitas, ketika dia menuju ke pemerintah kota dia tahu, oh ini ada ruang yang bisa dikerja barengkan
“Pemerintah Kota (Pemkot) akan membantu dan memfasilitasi pelaku industri kreatif, khususnya di bidang perijinan atau hak cipta maupun pengurusan hak paten, agar karya mereka bisa dikembangkan dan mempunyai legalitas. Dukungan ini sebagai wujud nyata sinergitas ABCG+M. Industri kreatif juga perlu sebuah legitimate, artinya sebuah kepastian di bidang ijin dan sebagainya. Itu tidak bisa sendiri kalau dia tidak berkolaborasi dengan pemerintah,” imbuh Wiwik.
Sementara itu, Ketua SCN, Hafsoh Mubarok menyatakan, Surabaya Creative Network sebagai sebuah komunitas ingin turut serta membangun dan menyelesaikan persoalan kota pahlawan dengan cara kreatif. Dimana pihaknya mengundang seluruh pelaku, sekaligus industri kreatif di Surabaya untuk ikut sumbangsih dan berbicara tentang program di kota Surabaya.
SCN juga mengharapkan ada sinergi antara Academy, Business, Community, Government dan Media (ABCG+M) untuk memaksimalkan potensi yang ada guna mewujudkan Surabaya sebagai barometer bisnis dan industri kreatif. Dari sini yang pihaknya berharap, nantinya kota Surabaya ini pusat bisnis dan kreatif.
“Guna mewujudkan sinergitas ABCG+M tersebut. SCN dalam waktu dekat akan menyelenggarakan DIY festival pada Februari 2020, dimana pelaku industri kreatif seperti pembuat aplikasi dan game, kerajinan, sampai kuliner bisa memamerkan karyanya. Disamping membuat kurikulum untuk UKM. Dan nantinya kami sedang mengupayakan kita ingin menghidupkan kembali festival Ampel di bulan April,” ujarnya. (Ari)