LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Pemerintah Kabupaten Lamongan melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) antara Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lamongan, Pengadilan Agama Kabupaten Lamongan, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan, dan 48 kepala sekolah SMP negeri Se-Kabupaten Lamongan pada Kamis (4/1/2023) di SMPN 1 Lamongan.
Penandatanganan ini menegaskan komitmen bersama dalam mempersiapkan generasi emas yang cerdas, berwawasan, dan sehat dengan memberikan pengetahuan terkait kesehatan reproduksi (kespro) kepada remaja. Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menyampaikan bahwa kesehatan reproduksi masih dianggap tabu di masyarakat.
“Mempersiapkan generasi kita untuk masa depan Indonesia emas memerlukan komitmen bersama. Anak-anak Lamongan harus menjadi bagian dari Indonesia emas. Untuk mencapai itu, kesehatan menjadi hal yang penting. Namun, kesehatan reproduksi masih dianggap tabu. Angka dari tahun 2020 menunjukkan bahwa 2,5% remaja Indonesia terinfeksi penyakit menular seksual pranikah,” ujar Bupati yang akrab disapa Pak Yes.
Data statistik juga menunjukkan bahwa 0,7% remaja perempuan Indonesia telah melakukan hubungan seks pranikah, sementara 4,3% remaja laki-laki telah melakukannya. Bupati Yes menekankan perlunya pencegahan sebagai dasar bagi remaja.
“Usia remaja merupakan saat yang tepat untuk memberikan edukasi mengenai bahaya reproduksi. Seminar saat ini mungkin belum sepenuhnya dipahami, tapi akan menjadi dasar pengetahuan tentang kesehatan reproduksi di masa depan,” tambahnya.
Pak Yes berharap komitmen yang diwujudkan melalui seminar kesehatan reproduksi di setiap sekolah menengah pertama se-Kabupaten Lamongan dapat menjadi langkah strategis pemerintah daerah dalam menyambut 100 tahun Indonesia emas.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan, Munif Syarif, menegaskan bahwa seminar di SMPN 1 Lamongan yang diikuti oleh 500 siswi menjadi bagian dari implementasi Gerakan PADURAKSA dari sisi kesehatan.
Munif menekankan kepada kepala sekolah yang hadir bahwa komitmen ini harus segera diimplementasikan di sekolah masing-masing.
“Kami harap para kepala sekolah tidak melihat ini sebagai beban, melainkan sebagai tonggak penting bagi pendidikan anak-anak kita. Pengetahuan seperti ini tidak boleh hanya terpusat di kota, tetapi semua lembaga pendidikan di desa-desa juga harus memahami pentingnya kesehatan reproduksi bagi anak-anak,” ungkap Munif.