KOTA MOJOKERTO, RadarBangsa.co.id – Pada pekan ke-4 bulan Januari tahun 2024, data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Mojokerto menunjukkan bahwa Indeks Perkembangan Harga (IPH) Kota Mojokerto berada pada angka -3,858%. Capaian ini mengalami peningkatan dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai -3,46% (pekan ke-3) dan -3,018% (pekan ke-2). Terlebih lagi, perbandingan dengan awal bulan Januari menunjukkan tren positif dengan kenaikan sebesar 0,977%.
“Alhamdulillah, tren penurunan IPH terus berlanjut. Semoga kestabilan ini berlanjut, menghindarkan kenaikan harga yang memberatkan masyarakat,” ujar Mas Pj Wali kota Moh. Ali Kuncoro.
Lebih lanjut, sejumlah komoditas di Kota Mojokerto mencatat perubahan harga tertinggi, seperti cabai rawit, cabai merah, dan telur ayam ras. Komoditas ini secara konsisten mengalami fluktuasi signifikan sejak awal bulan Januari. Hanya telur ayam ras yang menggantikan posisi ayam ras pada pekan ke-2.
Pemerintah Kota Mojokerto merespons fenomena ini dengan membentuk Pracangan TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah). Upaya ini bertujuan untuk melakukan intervensi terhadap sejumlah harga komoditas yang sering mengalami kenaikan, berkontribusi pada terjadinya inflasi.
“Ditargetkan akan ada 26 titik pada Februari nanti, termasuk di setiap kelurahan dan pasar rakyat,” tambah Mas Pj.
Pracangan TPID, yang melibatkan kerjasama antara Pemkot Mojokerto dan Bulog Surabaya, fokus mengontrol harga beras, minyak goreng, tepung, dan gula pasir. Sementara itu, untuk komoditas bumbu dapur lainnya seperti cabai, bawang merah, dan bawang putih, intervensi dilakukan melalui subsidi transportasi, sehingga harga di Pracangan TPID dapat lebih terjangkau bagi masyarakat.