LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Akibat permasalahan asmara dengan pacarnya, seorang pria berinisial HFS (33) warga Kelurahan Tlogoanyar, Kecamatan/Kabupaten Lamongan, memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan menggunakan seutas kain berwarna biru.
HFS ditemukan tewas gantung diri oleh pacarnya, seorang pemandu lagu bernama TIN (24), di kamar mandi kost yang terletak di Kelurahan Banjarmendalan, Kecamatan/Kabupaten Lamongan, pada dini hari Selasa (23/7).
Kapolsek Lamongan Kota, Kompol Fadelan, menjelaskan bahwa pada Senin (22/7) malam sekitar pukul 19.45 WIB, HFS menghubungi TIN yang juga tinggal di kost tersebut. HFS mengajak TIN bertemu untuk menyelesaikan masalah yang telah menyebabkan pertengkaran di antara mereka.
“Saat itu, saksi tidak mau bertemu dengan korban,” ujar Kompol Fadelan pada Selasa (23/7).
Setelah TIN menolak untuk bertemu, HFS mengirim foto tali kain biru yang sudah terikat di roster angin-angin kamar mandi melalui pesan WhatsApp kepada TIN, mengancam akan bunuh diri jika dalam waktu 5 menit TIN tidak datang.
“Tetapi saksi mengira korban hanya menggertak atau menakut-nakuti,” tuturnya.
Pada Selasa (23/7) sekitar pukul 00.30 WIB, TIN pulang ke kamar kostnya dan mendapati pintu kamar terkunci dari dalam. Setelah mengetuk pintu beberapa kali tanpa jawaban, TIN meminta bantuan SDR (26) yang tinggal di dekatnya untuk mendobrak pintu kamar kost. Setelah pintu berhasil didobrak, mereka menemukan lampu kamar dalam keadaan mati.
“Ketika saksi mengecek ke kamar mandi, mereka menemukan korban sudah tergantung dan tidak bergerak,” ungkap Kompol Fadelan.
TIN segera meminta bantuan warga dan menghubungi Polsek Lamongan Kota. Kapolsek dan tim inavis Polres Lamongan segera datang ke lokasi untuk melakukan olah TKP. Dari hasil olah TKP, korban ditemukan sudah meninggal dunia dengan tali kain biru sepanjang sekitar 3 meter yang terikat di angin-angin kamar mandi.
“Kami juga menemukan sebuah kursi hitam yang diduga digunakan oleh korban untuk melakukan bunuh diri,” tambahnya.
Kompol Fadelan melanjutkan, korban kemudian diturunkan dan dibawa ke RSUD Dr. Soegiri untuk dilakukan visum. Hasil pemeriksaan medis tidak menemukan tanda-tanda penganiayaan pada tubuh korban.
“Korban murni meninggal karena bunuh diri. Keluarga korban menerima kejadian tersebut dan tidak menuntut pihak manapun, serta menolak untuk dilakukan autopsi terhadap jenazah,” terangnya.
Sementara itu, menurut pengakuan Mami, salah satu pemilik tempat karaoke tempat TIN bekerja, bahwa TIN seringkali tidak masuk kerja. TIN, yang dikenal dengan nama panggilan TT di tempat karaoke tersebut, sering absen dari pekerjaannya.
“Kadang masuk kerja kadang tidak. Pas saya tanya, katanya ada masalah dengan pacarnya,” ungkap Mami saat dihubungi.
Menurut Mami, HFS sering mengancam akan bunuh diri jika TIN tidak mau menemuinya, dan hal itu dilakukan berulang kali.
“TIN pernah bercerita kepada saya kalau takut pulang ke kost-kostan karena dicari-cari oleh pacarnya. Saya juga kaget mendengar peristiwa bunuh diri tersebut,” tutupnya.