SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, menegaskan pentingnya pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB) dalam meningkatkan daya saing dan memperkuat posisi Bank Jatim di pasar perbankan nasional. Hal ini disampaikannya dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) Bank Jatim yang digelar pada Rabu (11/12).
Menurut Adhy, kolaborasi yang terjalin melalui KUB akan memberikan dampak positif, tidak hanya bagi perbankan daerah, tetapi juga bagi perekonomian regional.
“Ada beberapa Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang tertarik bergabung dengan KUB Bank Jatim, di antaranya Bank Lampung, Bank NTB Syariah, dan Bank Banten. Sebentar lagi akan disusul Bank NTT dan Bank Sultra,” ujar Adhy.
Ia menambahkan bahwa pembentukan KUB merupakan tonggak baru dalam pengembangan sinergi antarbank, khususnya di Kawasan Timur Indonesia.
“KUB ini dapat menciptakan kolaborasi yang saling menguntungkan, baik dari sisi permodalan, layanan produk perbankan, maupun pengembangan jaringan usaha yang lebih luas untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah,” ungkapnya.
Adhy juga menekankan pentingnya komunikasi yang efektif antarbank dalam KUB agar manfaat yang diperoleh dapat dirasakan oleh semua pihak. “Bukan hanya bank-bank yang terlibat, tetapi juga masyarakat dan perekonomian regional yang kita layani,” jelasnya.
Selain KUB, Adhy mengungkapkan bahwa Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Jatim telah memberikan kontribusi signifikan di sektor perbankan syariah. Namun, dengan adanya regulasi baru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Jatim perlu menyesuaikan nomenklatur pengurusnya.
“Penyesuaian ini bukan sekadar formalitas, tetapi untuk memastikan pengelolaan Bank Jatim di sektor konvensional maupun syariah berjalan optimal,” tambahnya.
Lebih lanjut, Adhy berharap adanya direktur yang secara khusus membawahi UUS dapat meningkatkan fokus pada pengembangan layanan perbankan syariah sehingga mampu menarik minat masyarakat.
“Kami mengajak semua pihak mendukung langkah strategis Bank Jatim, karena keberhasilannya tidak hanya bergantung pada kinerja internal, tetapi juga pada dukungan pemegang saham dan stakeholder,” tegasnya.
Dalam laporannya, Adhy menyampaikan capaian positif sektor keuangan Jawa Timur per Agustus 2024. Pertumbuhan aset perbankan meningkat 6,27 persen menjadi Rp 852,9 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 6,11 persen menjadi Rp 785,2 triliun, dan Kredit Yang Disalurkan (KYD) tumbuh 6,36 persen menjadi Rp 589,6 triliun.
“Pertumbuhan ekonomi Jatim pada triwulan III q to q mencapai 1,72 persen, dengan inflasi November 2024 sebesar 1,41 persen y on y dan 0,24 persen m to m. Capaian ini merupakan yang terendah di antara provinsi se-Pulau Jawa,” tutup Adhy.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin