SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa optimis upaya peningkatan kemandirian pangan kembali tercapai tahun 2023. Hal ini selaras dengan produksi komoditas pangan yang melejit di berbagai sektor. Tak terkecuali produksi perikanan tangkap di Jatim yang merupakan tertinggi di Indonesia pada tahun 2023.
Peningkatan kemandirian pangan menjadi fokus utama dalam program pembangunan Jawa Timur, sejalan dengan upaya peningkatan pengelolaan sumber daya energi. Tahun 2023 mencatat pencapaian luar biasa dalam produksi perikanan tangkap di provinsi ini, mencapai 590.685,8 ton.
Jawa Timur meraih predikat tertinggi secara nasional, melampaui wilayah Timur Indonesia seperti Maluku (587.988 ton) dan Sulawesi Tengah (568.393,4 ton).
Komoditas unggulan perikanan tangkap di Jawa Timur terdiri dari tongkol, dengan hasil produksi mencapai 65.532,3 ton, dan lemuru dengan pencapaian 79.952,3 ton.
Sementara itu, tiga komoditas unggulan perikanan budidaya menghasilkan produksi tertinggi di Jawa Timur. Rumput laut mencapai 733.368,1 ton, diikuti oleh bandeng dengan 162.788,1 ton, dan lele dengan pencapaian 157.770,7 ton.
Keberhasilan produksi perikanan tangkap dan budidaya ini tidak hanya memenuhi kebutuhan di dalam provinsi, melainkan juga berhasil menembus pasar luar negeri. Data ekspor perikanan per provinsi selama periode Januari hingga Desember 2023 menempatkan Jawa Timur sebagai pemimpin dengan ekspor sebesar 362.294 ton. DKI Jakarta berada di posisi kedua dengan 207.703 ton, disusul Sulawesi Selatan (163.505 ton), Jawa Barat (78.342 ton), dan Sumatera Utara (73.077 ton).
Gubernur Khofifah mengapresiasi peran aktif seluruh stakeholder, termasuk nelayan, petani tambak, dan Kelompok Tani Nelayan Andalan, yang menjadi garda terdepan dalam penguatan komoditas pangan sektor perikanan.
“Nelayan tidak hanya berkontribusi terhadap PDRB dan PDB, tetapi juga membangun kekuatan untuk menyediakan logistik dan, terutama, ketahanan pangan. Mereka berperan sebagai pemersatu Negeri Bahari, Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar Gubernur Khofifah.
Gubernur menekankan bahwa sektor kelautan dan perikanan juga memiliki peran penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, dengan berbagai produk ikan menjadi asupan pangan utama untuk mempersiapkan generasi unggul pada tahun 2045 dengan moto “Ikan Untuk Generasi Emas 2045.”
Terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang berperan aktif, memastikan produksi perikanan di Jawa Timur terus mengalami peningkatan. Gubernur berharap pencapaian ini dapat memberikan dampak positif pada kesejahteraan masyarakat, khususnya mereka yang tinggal di pesisir dan para petani tambak di Jawa Timur.
Gubernur Khofifah juga mengajak masyarakat untuk gemar makan ikan, sejalan dengan semangat kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) yang telah berlangsung beberapa tahun terakhir. Gemarikan merupakan salah satu program nasional sebagai upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
“Insya Allah, program prioritas peningkatan kemandirian pangan yang dicanangkan bisa terealisasi,” tambahnya.
Sebagai informasi, peningkatan kemandirian pangan dan pengelolaan sumber daya energi menjadi salah satu dari tujuh program prioritas dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Timur di tahun 2023.
Program prioritas lainnya melibatkan pemulihan ekonomi kerakyatan, penguatan konektivitas antar wilayah, peningkatan layanan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, produktivitas, dan daya saing ketenagakerjaan, serta pengentasan kemiskinan, kepedulian sosial, pelestarian nilai-nilai budaya lokal, peningkatan ketahanan bencana, dan kualitas lingkungan hidup, serta peningkatan ketentraman, ketertiban umum, dan kualitas pelayanan publik bagi masyarakat di Jawa Timur.
“Semoga kita semua bisa terus membangun semangat untuk terus tumbuh dan melaju. Serta semoga kesejahteraan nelayan, petambak, dan pembudidaya bisa terus meningkat,” katanya.