SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Lantunan sholawat menggema di halaman Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (22/10/2025) malam. Puluhan ribu jamaah memadati area tersebut untuk mengikuti Sholawat dan Tabligh Akbar bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, dan ulama muda KH Agus Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam.
Kegiatan tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2025 sekaligus Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur. Suasana penuh khidmat dan kebersamaan terasa ketika ribuan jamaah bershalawat serentak, memanjatkan doa untuk kedamaian dan kemakmuran Jawa Timur.
Selain Gubernur dan Wakil Gubernur, hadir pula sejumlah tokoh penting, antara lain Guru Besar Mazhab Syafi’i dan Ilmu Qira’at Universitas Al-Azhar Mesir, Syeikh As Sayyid Abdul Azis Ahmad Al Syarqawi Al Husayni, Sekdaprov Jatim Adhy Karyono, Ketua TP PKK Jatim Arumi Bachsin Emil Dardak, Anggota DPD RI Lia Istifhamah, dan Wakil Ketua IV DPRD Jatim Sri Wahyuni.
Dari unsur Forkopimda Plus tampak hadir Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin, Kabinda Jawa Timur Brigjen TNI Murbiyanto Adhi Wibowo, serta sejumlah pejabat dari Polri, Kejaksaan, dan lembaga vertikal lainnya.
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa malam penuh berkah tersebut menjadi momentum memperkuat spiritualitas, solidaritas, dan rasa syukur seluruh masyarakat Jawa Timur.
“Di malam yang penuh sholawat ini, kita berserah diri kepada Allah SWT. Semoga lantunan doa ini menjadi wasilah bagi keselamatan, kemakmuran, dan kedamaian di Jawa Timur,” ujar Khofifah.
Ia menegaskan, kegiatan Sholawat dan Tabligh Akbar bukan hanya seremoni keagamaan, tetapi juga bentuk syukur atas capaian pembangunan dan semangat untuk terus berikhtiar demi kesejahteraan rakyat. Hal itu, katanya, sejalan dengan tema Hari Jadi ke-80 Jawa Timur: Jatim Tangguh Terus Bertumbuh.
“Ketangguhan bukan hanya diukur dari pembangunan fisik dan ekonomi, tapi juga dari kekuatan spiritual dan moral masyarakatnya. Semua ikhtiar dunia harus disertai ikhtiar spiritual,” tambahnya.
Khofifah juga menekankan pentingnya nilai-nilai JATIM BISA Berdaya, Inklusif, Sinergis, dan Adaptif sebagai filosofi pembangunan daerah. Nilai tersebut mencerminkan semangat kolaborasi dan kesiapan masyarakat Jatim menghadapi perubahan zaman tanpa meninggalkan jati diri.
“Mari jadikan momentum 80 tahun ini sebagai pijakan untuk melangkah bersama, Tangguh Nyawiji, Tumuwuh Mulyo bersatu dalam ketangguhan, bertumbuh menuju kemuliaan,” tegasnya.
Sementara itu, Gus Iqdam mengungkapkan rasa syukur dapat bersholawat bersama masyarakat dan para pemimpin Jawa Timur. Ia mengingatkan bahwa Hari Santri memiliki akar sejarah kuat dalam perjuangan bangsa, yakni Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 yang dicetuskan oleh Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari.
“Hari Santri bukan hanya milik mereka yang pernah mondok di pesantren. Siapa pun yang menempuh hidup mengikuti dawuh ulama dan syariat Allah SWT, dialah santri sejati,” ujarnya.
Sebagai penutup acara, Syeikh As Sayyid Abdul Azis Ahmad Al Syarqawi Al Husayni memimpin doa bersama yang diikuti khidmat oleh seluruh jamaah. Ribuan tangan menengadah, berharap rahmat dan keberkahan bagi Jawa Timur yang terus tumbuh dalam kedamaian dan kemuliaan.
Di akhir acara, Gus Iqdam kembali mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan meneladani perjuangan para ulama serta santri terdahulu.
“Semoga semangat santri dan nilai perjuangan para ulama terus hidup di hati kita semua. Dengan bersatu dan berdoa bersama, insyaallah Jawa Timur akan selalu diberkahi Allah SWT,” pungkasnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin