SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, memberikan penghargaan atas pencapaian bidang kesehatan di Jawa Timur pada acara Rapat Koordinasi Kesehatan Daerah (Rakorkesda) Jatim 2024 yang berlangsung di Hotel Novotel Samator Surabaya pada hari Kamis, 8 Agustus.
Dalam sambutannya, Pj. Gubernur Adhy menyatakan bahwa keberhasilan di sektor kesehatan ini merupakan hasil dari kerjasama pentahelix antara pemerintah dan pihak terkait dalam menyediakan layanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat.
Beberapa pencapaian signifikan dalam bidang kesehatan yang dirasakan masyarakat antara lain adalah peningkatan angka harapan hidup di Jawa Timur selama lima tahun terakhir. “Alhamdulillah, angka harapan hidup di Jatim mengalami kenaikan dari 71,30 tahun pada tahun 2019 menjadi 72,11 tahun pada tahun 2023,” jelasnya.
Selain itu, prevalensi stunting di Jatim juga menunjukkan penurunan sebesar 1,5 persen. Pada tahun 2022, angka prevalensi stunting di Jatim tercatat sebesar 19,2 persen, dan pada tahun 2023 turun menjadi 17,7 persen. “Angka stunting di Jatim lebih rendah dibandingkan angka nasional yang mencapai 21,5 persen, sementara di Jatim mencapai 17,7 persen pada tahun 2023. Target kita di akhir tahun 2024 adalah 14 persen,” tambahnya.
Meski prevalensi stunting telah menurun, Pj. Gubernur Adhy mengingatkan seluruh kepala daerah untuk terus melakukan intervensi yang spesifik dan intensif serta memiliki dampak yang besar. Ini sejalan dengan SE Gubernur Jatim Nomor: 440/4566/012/2024 tentang upaya percepatan penurunan stunting/AKI/AKB di Jatim.
“Saya mengharapkan kita terus melakukan inovasi baru dan memperkuat program-program yang sudah ada. Ini harus dimulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota, hingga provinsi,” tegasnya.
Pada kesempatan ini, Pj. Gubernur Adhy juga membahas beberapa isu kesehatan lainnya, termasuk Universal Health Coverage (UHC). Dia mencatat bahwa hingga Juli 2024, sebanyak 27 kabupaten/kota telah mencapai UHC dan 93,82% penduduk Jawa Timur telah tercover dalam jaminan kesehatan. Walaupun angka ini cukup tinggi dibandingkan provinsi lain, masih ada masyarakat yang belum sepenuhnya tercover layanan kesehatan.
“Ini adalah tantangan kita untuk terus meningkatkan layanan kesehatan hingga mencapai 100 persen. Kita memiliki dua rumah sakit tipe A yang dapat dimanfaatkan secara optimal,” ujarnya.
Rakorkesda kali ini dianggap sebagai momentum penting untuk Jawa Timur dalam mengevaluasi dan memperkuat layanan kesehatan di daerah tersebut. “Rakorkesda ini sangat penting untuk menyelaraskan langkah kita dan memastikan bahwa program serta kebijakan kesehatan di semua level—pusat, provinsi, kabupaten/kota—memiliki target yang seragam, sehingga standar kesehatan nasional dapat tercapai,” ungkapnya.
Di akhir acara, Pj. Gubernur Adhy juga mengukuhkan Tim Penguatan Panduan Praktik Klinis (PPK), meresmikan Ruang Kenanga dan Kemangi, serta meluncurkan E-Detik dari Dinas Kesehatan Jatim.
Kepala Dinas Kesehatan Jatim, Prof. Erwin Astha Triyono, menyatakan bahwa Rakorkesda 2024 bertujuan untuk mengevaluasi pencapaian kinerja kesehatan tahun 2023 dan merumuskan langkah strategis untuk mencapai target kinerja 2024. Peserta Rakorkesda meliputi seluruh Dinas Kesehatan kabupaten/kota, rumah sakit daerah, serta berbagai pemangku kepentingan kesehatan.
“Kegiatan ini juga merupakan forum komunikasi terbuka antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota dalam upaya mencapai Program Transformasi Kesehatan Jawa Timur menuju Indonesia Emas 2045,” katanya.
Erwin juga mencatat beberapa pencapaian program kesehatan, termasuk penambahan empat kabupaten/kota yang telah mencapai status Open Defecation Free (ODF), yaitu Kabupaten Sidoarjo, Kota Pasuruan, Kota Probolinggo, dan Kabupaten Pasuruan. Dengan tambahan ini, total kabupaten/kota yang telah ODF mencapai 34, dengan 8.217 desa atau kelurahan (96,75 persen) di Jatim telah ODF.
“Kita terus berupaya agar pencapaian kesehatan dan keselamatan, termasuk angka kematian ibu, stunting, dan DBD di Jatim terus membaik, bahkan mencapai angka nol persen,” pungkasnya.