Rasakan Jadi Raja Semalam dalam Perjamuan Shima, IGC Gelar Gastronosia ‘dari Borobudur untuk Nusantara’

- Redaksi

Senin, 1 November 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ria Musiawan, Ketua Umum IGC saat beri kata sambutan di event ke dua Gastronosia - dari Borobudur untuk Nusantara, pada Jumat, 29 Oktober 2021 di Kawasan Taman Wisata Candi Borobudur.  (Dok. IGC)

Ria Musiawan, Ketua Umum IGC saat beri kata sambutan di event ke dua Gastronosia - dari Borobudur untuk Nusantara, pada Jumat, 29 Oktober 2021 di Kawasan Taman Wisata Candi Borobudur. (Dok. IGC)

MAGELANG, RadarBangsa.co.id – Indonesian Gastronomy Community (IGC) meluncurkan event ke dua Gastronosia ‘dari Borobudur untuk Nusantara’. Event tersebut merupakan salah satu mahakarya program gastronomi Indonesia yang digelar pada 29 – 31 Oktober 2021 di Kawasan Taman Wisata Candi Borobudur.

Gastronosia adalah rangkaian acara berkonsep perjalanan untuk memaknai sejarah gastronomi Jawa Kuno Abad VIII-X yang berisi acara; Gastronosia Tour (29 – 31 Oktober), Pameran Rekonstruksi Makanan Kuno Abad VIII-X Masehi (29 – 31 Oktober, di Balkondes Borobudur), Pelatihan Pemanfaatan ‘Gastro Story Telling’ bagi Pelaku Usaha Restoran dan Industri Gastronomi (29 Oktober, di Balkondes Borobudur), dan Webinar Membuka Peluang Usaha dan Bisnis Gastronomi (30 Oktober).

Puncak rangkaian acara tersebut ada pada jamuan makan malam Shima di salah satu restoran di Kawasan Candi Borobudur yang menyuguhkan Mahamangsa (makanan raja). Mahamangsa merupakan makanan pada era Mataram Kuno yang disajikan khusus untuk raja. Pada acara-acara tertentu, hidangan ini disuguhkan pula kepada pemimpin-pemimpin wilayah yang telah diangkat menjadi pemimpin Shima atau kepada mereka yang berjasa pada raja.

Menanggapi event tersebut, Hilmar Farid, Direktur Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi saat diwawancarai pada Senin (1/11/2021) mengatakan, gastronomi Indonesia merupakan salah satu budaya yang perlu diperhatikan. Jangan sampai daerah wisata kalah dengan budaya asing sehingga makanan dan minuman yang khas dikalahkan oleh brand-brand lain yang datang dari luar.

Pada kesempatan yang sama, Ria Musiawan, Ketua Umum IGC mengatakan, “Semoga dengan diselenggarakannya Gastronosia ‘dari Borobudur untuk Nusantara, dapat melestarikan tradisi dan budaya yang menjadi kekayaan bagi Indonesia, salah satunya warisan kuliner kuno dari leluhur kita, untuk wujudkan selera Indonesia untuk dunia.”

Seperti dijelaskan Ria Musiawan, gastronomi Indonesia adalah salah satu yang terkaya di dunia, dan penuh dengan cita rasa yang kuat. Kekayaan jenis masakannya merupakan cermin keberagaman budaya dan tradisi nusantara yang terdiri dari 6000 pulau berpenghuni, dan menempati peran penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum.

“Kegiatan Gastronosia ini menikmati suasana dari candi ke candi, untuk menelusuri kuliner masa lampau. Kemudian, para pesertanya mengikuti jamuan minuman rempah, dan sajian makan malam ala raja di Bale Raos – Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Selain itu kami juga menyelenggarakan pelatihan Gastro Story Telling dan peluang berbisnis gastronomi, sambil memahami sejarah makanan kuno Abad VIII – X. Dan puncak perjalanan kita akhiri dengan menjadi raja semalam pada ‘Perjamuan Shima’ yang merupakan perjamuan malam malam ala raja abad VIII – X Masehi dengan merekonstruksi kembali relief makanan yang terdapat di candi Borobudur dan disuguhkan kepada para tamu undangan dengan meriah dan semarak, berlatarkan kemegahan Candi Borobudur,” kata Ria Musiawan.

Nia Sarinastiti, Ketua Panitia event tersebut mengharapkan, dengan diselenggarakannya Gastronosia ‘dari Borobudur untuk Nusantara’ bisa menjadi salah satu alat kampanye dan diseminasi bahan pangan, makanan dan gizi yang baik yang berasal dari akar budaya bangsa Indonesia ke khalayak nasional maupun internasional, guna melengkapi dan memperluas narasi baru tentang Candi Bodobudur, serta dapat melestarikan tradisi dan budaya yang menjadi kekayaan bagi Indonesia. Salah satunya warisan kuliner kuno dari leluhur kita, untuk wujudkan selera Indonesia untuk dunia.

Sementara itu, Rosita Wibawa, Ibu Pemangku Karya Jamuan Minum Rempah mengatakan, para peserta Gastronosia ‘dari Borobudur untuk Nusantara’ telah mengikuti ritual jamuan minum rempah, sebagai upaya IGC melestarikan, memajukan, menguatkan, dan memberdayakan makanan Indonesia dan yang terkandung di dalamnya guna menguatkan Indonesia dalam segala bidang, berupaya mengangkat kembali tradisi yang sudah menjadi budaya turun temurun yang menjadi kearifan lokal Indonesia.

Sesi pelatihan yang digelar secara hybrid pada acara tersebut dihadiri oleh perwakilan dari desa di sekitar Kawasan Candi Borobudur, mereka diajarkan Gastro Story Telling dan Gastro Marketing, terutama ditujukan bagi pelaku usaha restorant dan industri. Selain itu, juga ada Coaching Clinic, merekonstruksi makanan abad VIII-X oleh pakar gastronomi kuliner tradisional.

Webinar sebagai salah satu kegiatan pada rangkaian acara tersebut memberikan paparan kepada para peserta tentang bagaimana menjadi seorang Gastropreneurship, dan diajarkan bagaimana memanfaatkan platform digital dalam menunjang bisnis gastronomi di dalam dan di luar negeri, agar dapat menginspirasi mereka untuk membuka peluang bisnis gastronomi di era new normal.

“Program Gastronosia berikutnya akan berlanjut dengan sejarah gastronomi pada kebudayaan Nusantara daerah lainnya, terutama destinasi utama di Indonesia, untuk memberikan edukasi serta informasi bagi para penikmat gastronomi serta pemerhati budaya dan sejarah Nusantara,” kata Ria Musiawan.

Berita Terkait

Kebijakan Baru TN Alas Purwo Banyuwangi : Tarif Nol Rupiah untuk Ibadah di Pura Luhur Giri Salaka
Haul Akbar Sidoarjo 2024, Ribuan Jamaah Berzikir Khusyuk
PWNU Jateng dan YPI Nasima Kirim 20 Guru Belajar ke Pare
Khofifah Nonton Wayang Bareng Warga Nganjuk, Dihadiahi Wayang Kresna Simbol Kejayaan
Khofifah Silaturahmi dan Napak Tilas Perjuangan Gus Dur di Balewiyata, Bangun Persaudaraan Sejati Bersama Majelis Agung GKJW
Meriahkan Sedekah Bumi, Pemdes Sekarmulya Indramayu Gelar Karnaval Budaya
Pj Gubernur Adhy Dukung Revitalisasi Sejarah di Ngawi, Kepatihan dan Museum Trinil Jadi Fokus Utama
Pj Gubernur Adhy dan Wapres Gibran Tinjau Benteng Van den Bosch di Ngawi, Dorong Pelestarian Jadi Destinasi Wisata Unggulan Jatim
Tag :

Berita Terkait

Sabtu, 23 November 2024 - 05:49 WIB

Kebijakan Baru TN Alas Purwo Banyuwangi : Tarif Nol Rupiah untuk Ibadah di Pura Luhur Giri Salaka

Minggu, 17 November 2024 - 15:01 WIB

Haul Akbar Sidoarjo 2024, Ribuan Jamaah Berzikir Khusyuk

Sabtu, 16 November 2024 - 05:52 WIB

PWNU Jateng dan YPI Nasima Kirim 20 Guru Belajar ke Pare

Kamis, 7 November 2024 - 17:44 WIB

Khofifah Nonton Wayang Bareng Warga Nganjuk, Dihadiahi Wayang Kresna Simbol Kejayaan

Kamis, 7 November 2024 - 08:26 WIB

Khofifah Silaturahmi dan Napak Tilas Perjuangan Gus Dur di Balewiyata, Bangun Persaudaraan Sejati Bersama Majelis Agung GKJW

Berita Terbaru

Politik - Pemerintahan

Pemkab dan DPRD Lamongan Setujui APBD 2025 dengan Pendapatan Rp 3,26 Triliun

Senin, 25 Nov 2024 - 22:12 WIB

Peristiwa

KPU Sidoarjo Rampungkan Pendistribusian Logistik Pilkada 2024

Senin, 25 Nov 2024 - 21:47 WIB