GRESIK, RadarBangsa.co.id – Pemerintah Provinsi Jawa Timur kembali menggelar Pasar Murah sebagai upaya menjaga stabilitas harga dan memperkuat daya beli masyarakat. Kegiatan yang berlangsung di halaman Masjid Raya Siti Hajar Al Madinah Kota Baru Driyorejo, Desa Petiken, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik, Kamis (4/9), dipadati ratusan warga sejak pagi.
Antusiasme warga terlihat tinggi, mengingat harga sejumlah komoditas yang ditawarkan jauh lebih murah dibanding pasaran. Bagi banyak keluarga, kegiatan ini menjadi angin segar di tengah dinamika harga pangan yang kerap berfluktuasi.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa Pasar Murah merupakan bagian dari Program Pengendalian Inflasi dan Ketahanan Pangan.
“Pasar Murah ini kami hadirkan agar masyarakat lebih tenang. Stok bahan pokok harus aman, harga terjangkau, dan distribusinya lancar. Itu semua bagian dari ketahanan pangan, karena pangan bukan sekadar ada atau tidak ada, tetapi bagaimana masyarakat bisa membelinya dengan mudah,” ujarnya.
Berbagai komoditas pangan tersedia dengan harga di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). Di antaranya, beras premium Rp14.000/kg atau Rp70.000 per sak dengan stok 500 kg, beras medium Rp11.000/kg atau Rp55.000 per sak dengan stok 10 ton, gula pasir Rp14.000/kg (HET Rp17.500/kg), minyakita Rp13.000/liter (HET Rp15.700/liter), telur ayam Rp22.000/kg (HET Rp30.000/kg), bawang merah Rp28.000/kg (HET Rp41.500/kg), bawang putih Rp24.000/kg (HET Rp38.000/kg), hingga tepung terigu Rp10.000/kg.
Selain kebutuhan pokok, pasar murah juga melibatkan produk Industri Kecil Menengah (IKM) setempat. Kehadiran produk lokal ini menjadi ruang tambahan bagi pelaku usaha kecil untuk memperkenalkan sekaligus memasarkan produk unggulan mereka.
Khofifah menambahkan, kehadiran pasar murah bukan hanya intervensi harga, melainkan wujud nyata kepedulian pemerintah.
“Ketahanan pangan bukan hanya soal produksi. Harus ada kepastian bahwa masyarakat bisa membeli kebutuhan pokok dengan harga wajar. Karena itu, Pasar Murah akan terus kita hadirkan di berbagai daerah sampai harga kembali stabil,” tegasnya.
Sebagai salah satu lumbung pangan nasional, Jawa Timur memiliki tanggung jawab ganda: menjaga ketersediaan pangan bagi daerah lain sekaligus memastikan rakyatnya sendiri tetap terlindungi. Program pasar murah disebut sebagai salah satu instrumen untuk menjaga keseimbangan tersebut.
Warga yang hadir pun menyambut positif inisiatif ini. Rosyidah (48), warga Desa Petiken, mengaku sangat terbantu.
“Harganya jauh lebih murah dari toko, jadi lebih terjangkau bagi masyarakat. Semoga pasar murah ini bisa diadakan lebih sering, mungkin tiga bulan sekali,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Khofifah.
“Terima kasih Ibu Khofifah, semoga selalu sehat dan bisa terus memperhatikan masyarakat kecil,” pungkasnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin









