PASURUAN, RadarBangsa.co.id – Gemuruh tabuhan drum dan sorak penonton memecah suasana pagi di Kali Kedunglarangan, Bangil, Sabtu (4/10/2025). Setelah lima tahun vakum, Festival dan Lomba Balap Perahu Dayung Naga akhirnya kembali digelar, menyedot perhatian masyarakat dan wisatawan.
Puluhan tim dari berbagai wilayah di Kabupaten Pasuruan, baik kategori putra maupun putri, turut ambil bagian dalam perlombaan yang sarat nilai budaya ini. Tak ketinggalan, puluhan pelajar juga mengikuti kategori balap kano wisata, menambah semarak suasana di tepi sungai yang menjadi ikon kegiatan tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pasuruan, Agus Hari Wibawa, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Jadi Kabupaten Pasuruan ke-1096. Ia menegaskan bahwa festival ini bukan sekadar ajang olahraga, tetapi juga sarana melestarikan budaya bahari masyarakat pesisir.
“Festival dan lomba ini digelar untuk melestarikan tradisi maritim, memperkenalkan olahraga perahu naga kepada masyarakat, serta menumbuhkan semangat sportivitas, kebersamaan, dan persaudaraan antar peserta,” kata Agus.
Antusiasme peserta terlihat sejak pagi hari. Beberapa jam sebelum lomba dimulai, para pendayung sudah mempersiapkan perahu dan peralatan dengan semangat tinggi. Untuk kategori putra, terdapat 24 tim yang masing-masing terdiri atas 10 pendayung, satu pengemudi, satu penabuh drum, dan satu official. Sementara kategori putri diikuti enam tim dengan formasi serupa.
Kategori pelajar melalui lomba kano wisata tak kalah meriah, diikuti 14 tim, masing-masing beranggotakan dua pendayung dan satu official. Setiap peserta ditantang menaklukkan jarak 400 meter di aliran Kali Kedunglarangan dengan kecepatan, kekompakan, dan ketepatan waktu sebagai penentu juara.
“Seru sekali dan menyedot animo pengunjung yang luar biasa. Banyak masyarakat datang untuk menonton dan mendukung tim kesayangannya,” ujar Agus.
Sementara itu, Bupati Pasuruan Rusdi Sutejo atau akrab disapa Mas Rusdi, menyampaikan bahwa lomba perahu naga memiliki nilai strategis, bukan hanya dalam pelestarian budaya, tetapi juga dalam mendorong sektor pariwisata dan ekonomi lokal.
“Ajang ini punya daya tarik wisata tersendiri. Selain menghidupkan potensi sungai Kedunglarangan, kegiatan ini juga menarik minat pelaku UMKM untuk berjualan di sekitar lokasi,” ungkapnya.
Menurutnya, kegiatan seperti ini menciptakan efek berganda (multiplier effect) yang positif bagi masyarakat. “Ketika pesertanya banyak dan penontonnya ramai, otomatis perputaran ekonomi di sekitar lokasi juga meningkat. Ini harus terus dikembangkan agar manfaatnya semakin luas,” tambahnya.
Mas Rusdi memastikan, keberhasilan penyelenggaraan tahun ini menjadi dasar bagi pemerintah daerah untuk menjadikannya sebagai agenda wisata tahunan. Ia berharap, festival ini akan terus menjadi magnet bagi wisatawan dan penggerak ekonomi warga.
“Karena sukses, tahun depan akan kita gelar lagi. Mohon doa seluruh masyarakat agar Pasuruan terus maju dan berdaya melalui potensi budayanya,” pungkas Bupati Rusdi.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin