KENDAL,RadarBangsa.co.id – Ketika sebagian orang memilih pasrah pada terjangan banjir rob di pesisir utara Kendal, Warsito justru menolak menyerah. Pegawai Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat itu tak henti berjuang menjaga garis pantai yang kian tergerus air laut.
“Setiap kali saya datang ke pantai, saya heran, kok garis pantainya makin mundur,” ujar Warsito.
Warsito,pun mengaku tahun mendatang, pihaknya bertekad menanam lebih banyak pohon mangrove.
“Nanti di tahun 2026 saya bertekad akan kembali menanam bayak mangrove lagi,”terang Warsito.
Prediksi terbaru menyebut, pada 2030 banjir rob bisa mencapai kawasan Alun-Alun Kendal, menandakan betapa gentingnya kondisi pesisir pantura.
Padahal, wilayah itu juga menjadi kawasan konservasi yang seharusnya mendapat perhatian khusus.
Di tengah kerusakan ekosistem dan abrasi yang tak terbendung, Warsito memilih langkah kecil tapi nyata. Ia mulai menanam mangrove di area yang dulu sudah gundul akibat terjangan gelombang.
“Sebelum mengajak warga, saya coba dulu sendiri. Setelah saya tanam, ternyata pohonnya bisa tumbuh tinggi, dan sedimen pasir berhenti di situ,” katanya. “Berarti pohon mangrove benar-benar bisa menahan ombak.”papar Warsito.
Upaya sederhana itu kemudian menular. Setelah melihat hasilnya, Warsito mengajak tetangga dan keluarganya untuk ikut menanam.
Kini, bibit-bibit mangrove tumbuh di sepanjang pantai utara Kendal, menjadi benteng alami yang menahan laju rob sekaligus penghasil oksigen bagi lingkungan sekitar.
Kisah Warsito bahkan menarik perhatian media internasional. Dalam tayangan BBC News di platform TikTok pada Jumat (17/10/2025), terekam perjuangan Warsito bersama warga setempat yang bahu-membahu menjaga pesisir dari kehancuran.
Bagi Warsito, menjaga ekosistem mangrove bukan sekadar pekerjaan, melainkan panggilan hati.
“Kalau bukan kita yang peduli, siapa lagi?” ucapnya sambil menatap deretan pohon muda yang mulai menghijau di tepi pantai.
Penulis : Rob
Editor : Arifin Zaenul