NTB, RadarBangsa.co.id – Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto terus mempertegas komitmennya terhadap perlindungan anak dan perempuan. Sebagai bentuk nyata dukungan terhadap agenda nasional tersebut, Ibu Selvi Gibran Rakabuming selaku Pembina Solidaritas Perempuan untuk Indonesia Kabinet Merah Putih (Seruni KMP), melaksanakan kunjungan kerja ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (11/6/2025).
Bertempat di Jl. Prabu Rangkasari, Dasan Cermen, Kota Mataram, kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Ibu Selvi di Pulau Lombok yang difokuskan pada isu strategis, yakni pencegahan pernikahan usia dini. Isu tersebut masih menjadi tantangan serius di sejumlah daerah, termasuk NTB yang memiliki angka pernikahan anak cukup tinggi.
Dalam kunjungannya, Ibu Selvi turut didampingi sejumlah tokoh penting, di antaranya Ketua TP PKK Provinsi NTB Sinta Agathia Iqbal, Kepala Kejaksaan Tinggi NTB Enen Saribanon, serta perwakilan anggota Seruni KMP. RSUD NTB dipilih sebagai lokasi kunjungan karena perannya sebagai rumah sakit rujukan utama yang menjangkau berbagai lapisan masyarakat, termasuk dari wilayah terpencil.
Ibu Selvi menekankan bahwa pendekatan edukatif dan kolaboratif menjadi kunci dalam menekan angka pernikahan anak. Ia menyerukan keterlibatan berbagai elemen, mulai dari keluarga, sekolah, komunitas lokal, hingga tenaga medis dan aparat penegak hukum.
“Pencegahan pernikahan usia dini tidak bisa dilakukan sendiri. Butuh peran bersama, termasuk layanan kesehatan seperti RSUD untuk aktif memberikan edukasi soal kesehatan reproduksi secara menyeluruh kepada remaja,” ujar Ibu Selvi.
Dalam kesempatan tersebut, Ibu Selvi tak hanya memberikan sambutan formal, tetapi juga terjun langsung berdialog dengan para peserta yang sebagian besar merupakan pelajar. Dengan gaya bicara yang hangat dan komunikatif, ia mengajak para remaja untuk berdiskusi mengenai dampak negatif dari pernikahan dini. Suasana semakin hidup ketika Ibu Selvi menyisipkan candaan seputar dunia remaja, termasuk topik pacaran, yang disambut tawa dan antusiasme para siswa.
Namun di balik keakraban itu, pesan serius tetap disampaikan secara tegas.
“Tadi sudah disampaikan banyak hal, mulai dari dampak fisik, mental, sampai sisi hukum. Intinya, tidak ada manfaat dari pernikahan di usia anak. Jadi mari kita bersama cegah pernikahan usia dini. Fokus belajar, kejar cita-cita,” tegasnya.
Penulis : Aini
Editor : Zainul Arifin