SURABYA, RadarBangsa.co.id – Situasi Jawa Timur kian membaik setelah beberapa hari terakhir diwarnai ketegangan. Sejumlah kebijakan pemerintah, termasuk pemberlakuan kerja dari rumah (Work From Home/WFH) dan pembelajaran daring, dinilai berperan penting menurunkan eskalasi.
Senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama, menyampaikan apresiasinya atas langkah cepat yang ditempuh pemerintah. Menurutnya, kebijakan yang diterapkan Presiden Prabowo Subianto pada 1–4 September 2025 tersebut cukup efektif, khususnya di kota-kota besar seperti Surabaya dan Jakarta.
“Alhamdulillah, kebijakan WFH atau daring efektif menekan potensi meluasnya aksi-aksi yang membuat situasi tidak kondusif. Patut diapresiasi karena pemerintah memberlakukan ini hanya sementara, untuk meredakan tensi yang sempat tidak normal di berbagai wilayah,” kata Lia di sela kegiatan berbagi bunga dengan pesan damai di Surabaya, Rabu (3/9/2025).
Ia menambahkan, keputusan itu sekaligus memberi ruang refleksi bagi semua pihak. “Kebijakan ini membuat kita semua bisa mengevaluasi diri dan memiliki kesamaan visi, bahwa apapun pikiran atau tindakan kita sebaiknya tidak merugikan kepentingan publik, apalagi mencoreng nama Indonesia di mata dunia,” tegasnya.
Tak hanya pemerintah pusat, Lia juga menyoroti peran Pemerintah Provinsi Jawa Timur di bawah kepemimpinan Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Ia menilai, Khofifah menunjukkan kebesaran hati dan sikap humanis ketika menghadapi massa yang datang ke Gedung Negara Grahadi.
“Bagi saya, Bunda Khofifah adalah pemimpin sejati dengan kebesaran hati yang paripurna. Beliau melakukan dialog dari hati ke hati dengan massa, sekaligus bersama Wakil Gubernur Emil Elistianto menunjukkan jiwa besar memaafkan pelaku perusuhan yang mayoritas anak-anak. Itu wujud kasih sayang yang dalam Islam disebut Rahmatan lil ‘alamin,” ujarnya.
Meski demikian, Lia mengingatkan pentingnya menjaga warisan sejarah. Ia menyinggung kondisi Gedung Negara Grahadi yang terdampak kerusuhan. “Gubernur enggan membicarakan biaya renovasi, tapi mengingatkan kita bahwa Grahadi adalah bangunan bersejarah dengan relief perjuangan bangsa yang nilainya tidak ternilai. Ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua,” ungkapnya.
Selain mengapresiasi sikap Khofifah, Lia juga menilai pendekatan humanis aparat kepolisian patut diapresiasi. Menurutnya, langkah Polda Jatim yang memperhatikan anak-anak terlibat kerusuhan mencerminkan empati tanpa mengabaikan proses hukum.
Di sisi lain, ia menyoroti fenomena media sosial yang kerap dimanfaatkan untuk provokasi. Salah satunya fitur live streaming TikTok.
“Kita harus akui, pembatasan live TikTok efektif menekan potensi provokasi yang bisa meracuni mental anak-anak. Namun saya berharap ke depan fitur itu bisa diizinkan kembali hanya untuk pelaku UMKM agar tetap mendukung ekonomi masyarakat,” pungkasnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin