SURABAYA, RadarBangsa.co.id — Senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Jawa Timur, Dr. Lia Istifhama, kembali memperoleh pengakuan nasional atas dedikasinya dalam melestarikan budaya Nusantara. Tokoh yang akrab disapa Ning Lia ini menerima Award Nusantara Kemilau Emas 2025 bertajuk “Talent dan Pengageng Pelestari Seni Budaya Nusantara” Mustika Selendang Emas, dalam acara yang digelar di Empire Palace, Surabaya, pada Minggu (21/10/2025).
Penghargaan tersebut diberikan oleh Yayasan Pasopati Cakra Nusantara, yang menaungi sejumlah budayawan dari berbagai daerah. Ketua Penyelenggara, Nambi Rajasa Rasendriya Raya, menjelaskan bahwa penghargaan ini ditujukan kepada tokoh-tokoh yang dinilai konsisten menjaga dan mengembangkan warisan seni serta budaya Indonesia di tengah tantangan globalisasi.
“Senator Lia Istifhama kami pandang sebagai sosok ibu yang cerdas, religius, sekaligus memiliki kepedulian tinggi terhadap pelestarian nilai-nilai budaya. Beliau mampu mengintegrasikan tradisi dan semangat modernitas, terutama dalam pembinaan generasi muda,” ujar Nambi dalam sambutannya.
Sebagai tokoh perempuan yang sering dijuluki “Ning Senayan”, Lia dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan kebudayaan di Jawa Timur maupun tingkat nasional. Ia kerap menampilkan pendekatan yang membumi, dekat dengan masyarakat, serta menonjolkan nilai-nilai kearifan lokal.
Dalam kesempatan tersebut, Ning Lia menyampaikan rasa syukur atas penghargaan yang diterimanya. Menurutnya, penghargaan itu bukan hanya bentuk apresiasi pribadi, tetapi juga dorongan agar perempuan Indonesia semakin berperan dalam menjaga identitas budaya bangsa.
“Menjadi ibu berarti menjadi penjaga nilai. Budaya adalah jati diri yang harus kita rawat bersama. Perempuan memiliki peran penting dalam menanamkan nilai luhur melalui keteladanan dan pendidikan karakter di keluarga,” tutur Lia seusai menerima penghargaan.
Ia menegaskan, di tengah perkembangan era digital yang serba cepat, pelestarian budaya lokal menjadi kunci dalam memperkuat karakter bangsa. Nilai-nilai kearifan lokal, menurutnya, tidak boleh luntur oleh arus modernisasi, tetapi justru perlu diadaptasi agar tetap relevan dengan zaman.
“Budaya tidak boleh hanya dipandang sebagai peninggalan masa lalu. Kita harus mampu menjadikannya sumber kekuatan peradaban. Ketika para ibu menanamkan nilai luhur di rumah, sesungguhnya mereka sedang menyiapkan masa depan bangsa,” ujar Lia.
Dalam berbagai kesempatan sebelumnya, Lia Istifhama memang dikenal aktif memperjuangkan pelestarian budaya melalui kegiatan edukatif dan sosial. Ia sering terlibat dalam program penguatan karakter generasi muda berbasis budaya, termasuk kegiatan literasi dan digitalisasi kearifan lokal.
Melalui kiprahnya itu, Lia berupaya menunjukkan bahwa nilai budaya bukan sekadar simbol masa silam, melainkan fondasi moral dan spiritual yang harus dijaga di tengah perubahan zaman. Komitmen tersebut kini kembali mendapatkan pengakuan melalui penghargaan Mustika Selendang Emas 2025, yang menjadi penegasan atas peran penting perempuan dalam menjaga warisan budaya bangsa.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin









