28 CGP di Lamongan, Jawab Tantangan Merdeka Belajar

28 CGP di Lamongan
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan Ir Munif Syarif,M.M (Dok foto IST)

LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Bupati Lamongan membuka Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar, Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 8 wilayah mitra Provinsi Jawa Timur, di Kabupaten Lamongan, yang diikuti sebanyak 28 calon guru penggerak (CGP), di Pendopo Lokatantra Kabupaten Lamongan, Senin (4/12/2023).

Didepan CGP angkatan delapan (8) yang berasal dari guru TK 4 orang, SD 8 orang, SMP 8 orang, dan SMA/SMK 8 orang, Bupati menuturkan, guru penggerak merupakan teladan pengimbasan (menggerakan guru lain untuk perubahan pendidikan) serta memberdayakan para peserta didik dalam merdeka belajar.

Bacaan Lainnya

“Saya yakin semua sudah memahami, bahwa pendidikan ini bukan hanya sekedar mengajar atau mengejar hasil pada belajar ini. Namun kita melakukan ini semua sudah paham bahwa, pendidikan ini adalah untuk melahirkan generasi-generasi ke depan generasi-generasi pembaharu yang akan bisa menjawab panggilan dan tantangan zaman,” tuturnya.

Usai menempuh pembelajaran selama 6 (enam) bulan Yurohnur mengapresiasi perjuangan yang telah dilalui para CGP angkatan ke 8.

“Saya yakin untuk melampaui fase ke 7 ini telah melalui tahapan perjuangan. Bagaimana membagi waktu antara keluarga, kedinasan, sekolah, tapi akan menjadi indah pada waktunya. Karena perjuangan ini sangat luar biasa dalam menanamkan pendidikan untuk generasi yang akan datang,” imbuhnya.

Sementara itu, untuk meningkatkan mutu pendidikan, Pemkab Lamongan setelah memiliki 1000 guru pengimbasan. Melihat hal tersebut, Kepala Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Timur Abu Khaer juga menyampaikan terima kasih atas dukungannya dalam pengimplementasian serta kebijakan merdeka belajar guru penggerak di Kabupaten Lamongan.

“Para guru penggerak ini telah membagi praktek baik hasil belajar pendidikan guru yang telah diikuti, yangmana telah di imbaskan kepada kawan-kawan guru yang belum berkesempatan karena suatu hal sebagai peserta. Program pendidikan guru penggerak ini sangat keren sekali meskipun para peserta pengimbasan tidak menerima sertifikat pendidikan guru penggerak, tapi menerima hasanah untuk memenuhi panggilan negeri menjadi gerilyawan-gerilyawan pembelajaran,” kata Abu.

Lebih lanjut, Abu mengatakan, terwujudnya guru penggerak tersebut merupakan wujud gotong-royong, ikhtiar kolektif dalam menyongsong pembelajaran sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman.

“Keyakinan Mas Nadim Mendikbud Ristek, yang beliau sampaikan pada upacara peringatan hari guru nasional tahun 2023 kemarin, bahwa bapak ibu guru sebagai nahkoda tidak mau membalikkan lagi arah kapal Merdeka Belajar dan itu akan dibuatkan dan sudah dikuatkan di Kabupaten Lamongan,” tutupnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *