MALANG, RadarBangsa.co.id – Ajang Tanwir XXXIII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) 2025 di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (29/10/2025), menjadi panggung gagasan dan energi baru bagi generasi muda Indonesia. Dalam forum yang mengusung tema “Energi Kolektif untuk Negeri” ini, suasana penuh semangat tercipta sejak awal, terutama saat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan pidato inspiratifnya.
Ribuan kader IMM dari berbagai daerah tampak antusias menyimak. Bahlil berbicara dengan gaya khasnya: lugas, spontan, dan penuh energi. Ia menekankan pentingnya kemandirian energi nasional sebagai fondasi kemajuan bangsa, serta menyerukan agar mahasiswa tidak hanya berwacana tetapi turut menjadi pelaku perubahan.
“IMM ini calon pemimpin bangsa. Jangan berhenti di wacana, turun tanganlah mengeksekusi gagasan. Negeri ini butuh anak muda yang punya visi dan keberanian,” ujar Bahlil lantang, disambut tepuk tangan meriah peserta Tanwir.
Turut hadir dalam acara itu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketua PP Muhammadiyah Dr. Agung Danarto, Penasihat Khusus Presiden Bidang Haji Prof. Muhadjir Effendy, serta Ketua DPD RI Sultan Baktiar Najamudin. Dari deretan tamu kehormatan itu, perhatian publik juga tertuju pada Senator DPD RI asal Jawa Timur, Dr. Lia Istifhama atau yang akrab disapa Ning Lia, yang dikenal dekat dengan kalangan mahasiswa.
Usai acara, Lia berbagi pandangannya tentang gaya komunikasi Bahlil yang dinilai “apa adanya” namun penuh makna. Ia menilai ketegasan Bahlil justru menjadi simbol semangat baru dalam kepemimpinan nasional yang jujur dan berani mengambil risiko demi kepentingan bangsa.
“Om Bahlil itu kalau ngomong soal energi, ngegasnya luar biasa. Tapi justru itu yang kita butuh, sosok pemimpin yang berani gaspol untuk kemandirian bangsa,” ujar Lia dengan nada bersahabat dan disambut tawa hangat peserta.
Menurut Lia, sikap blak-blakan Bahlil bukan sekadar gaya retorika, melainkan wujud nyata dari energi kolektif yang sedang dibangun pemerintah bersama generasi muda. Ia menilai pesan Bahlil sejalan dengan tema besar Tanwir IMM, yaitu kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan solusi konkret bagi bangsa.
“Energi kolektif itu bukan hanya soal minyak dan gas, tetapi juga moral, intelektual, dan spiritual. IMM punya peran strategis menjaga nyala energi positif bangsa ini,” tambah Lia yang juga aktif mengadvokasi isu pendidikan dan pemberdayaan perempuan.
Sementara itu, Ketua DPD RI Sultan Baktiar Najamudin dalam pidato kuncinya bertajuk “Gerakan Mahasiswa, Etika Politik Muhammadiyah, dan Demokrasi Hijau”, menekankan pentingnya etika politik dan kepemimpinan yang berintegritas. Ia menyebut IMM memiliki “DNA moral” untuk menjadi penggerak perubahan di tengah tantangan global.
“Gerakan mahasiswa harus menjadi energi hijau demokrasi bukan sekadar reaktif, tapi juga reflektif dan solutif,” kata Sultan menegaskan.
Tanwir IMM kali ini menjadi ruang pertemuan gagasan antara pemerintah, akademisi, dan generasi muda. Sinergi itu memperkuat pesan bahwa masa depan Indonesia membutuhkan energi baru: energi keberanian, integritas, dan kolaborasi.
Dalam pandangan Lia Istifhama, semangat yang muncul dari forum ini adalah tanda bahwa generasi muda tidak hanya menjadi penonton dalam pembangunan, tetapi motor utama perubahan. “Kemandirian energi dan kemandirian moral harus berjalan beriringan. Dari Tanwir IMM inilah kita belajar bahwa energi bangsa berawal dari semangat anak muda,” pungkasnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin









