SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Sultan Baktiar Najamudin, menggema pesan penting tentang “Green Democracy” atau demokrasi hijau di hadapan ratusan kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dalam ajang Tanwir IMM yang digelar di Surabaya, Kamis (30/10/2025). Gagasan ini menekankan pentingnya integrasi antara nilai-nilai demokrasi dengan keberlanjutan lingkungan, sekaligus menjadi simbol harapan bagi arah demokrasi Indonesia yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Senator Lia Istifhama, yang akrab disapa Ning Lia, turut menekankan peran generasi muda dalam mewujudkan konsep ini. Menurutnya, demokrasi hijau menggabungkan kesadaran politik, tanggung jawab sosial, dan kepedulian ekologis.
“Green Democracy bukan sekadar slogan, tetapi bentuk nyata pengabdian yang berkelanjutan. Ini adalah cara kita memastikan bahwa setiap kebijakan berpihak pada kehidupan manusia, lingkungan, dan masa depan generasi muda,” ujar Ning Lia.
Lia menekankan bahwa peran Generasi Z sangat krusial dalam membangun Indonesia yang berkeadilan dan ramah lingkungan. Ia berharap semangat demokrasi hijau mampu menjadi jembatan antara idealisme pemuda dan tanggung jawab moral terhadap bumi.
“Anak muda hari ini bukan hanya penerus, tapi juga penentu arah bangsa. Jika mereka tumbuh dengan semangat Green Democracy, maka masa depan negeri ini akan dipenuhi dengan kebijakan yang bijak dan beradab terhadap alam,” tambah Lia.
Tanwir IMM kali ini, menurut Lia, bukan sekadar forum pertemuan kader, tetapi juga momentum strategis untuk meneguhkan nilai-nilai demokrasi yang berorientasi pada aksi nyata. Ia menyebut Green Democracy sebagai “paket lengkap pengabdian negeri” karena mencakup sinergi antara cinta tanah air, tanggung jawab sosial, dan kepedulian ekologis.
Senator asal Jawa Timur ini menekankan bahwa demokrasi sejati tidak hanya berkembang di ruang politik formal, tetapi juga di berbagai aspek kehidupan yang menghargai keberagaman, keseimbangan, dan kelestarian lingkungan.
“Ketika cinta lingkungan berpadu dengan semangat kebangsaan, itulah wujud pengabdian sejati. Saya percaya IMM memiliki semangat besar untuk menjadi motor perubahan ke arah itu,” ujar Lia.
Selain menyuarakan pentingnya Green Democracy, Tanwir IMM juga menjadi ajang refleksi bagi mahasiswa untuk mengintegrasikan nilai-nilai spiritual, sosial, dan ekologis dalam gerakan mereka. Kegiatan ini diharapkan mendorong kader IMM untuk mengambil peran aktif dalam merancang dan menjalankan program-program berkelanjutan yang berdampak langsung pada masyarakat.
Para pengamat menilai, dorongan ini sangat relevan untuk menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, krisis lingkungan, dan ketimpangan sosial. Dengan pendekatan Green Democracy, pemuda tidak hanya memahami hak politik mereka, tetapi juga bertanggung jawab terhadap lingkungan dan kesejahteraan sosial.
Lia berharap, pesan yang digelorakan di Tanwir IMM akan menjadi panduan moral dan praktik bagi setiap langkah perjuangan generasi muda Indonesia, memastikan bahwa kepedulian terhadap lingkungan dan nilai-nilai kebangsaan berjalan seiring. “Ini saatnya mahasiswa menjadi pionir perubahan yang berkelanjutan dan berpihak pada masa depan bumi,” pungkas Lia dengan penuh optimisme.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin









