SURABAYA, RadarBangsa.co.id — Komitmen Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam membangun kualitas sumber daya manusia santri kembali mendapat pengakuan. Salah satunya datang dari Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama, yang memberikan apresiasi tinggi atas peluncuran Program Beasiswa Santri Unggulan 2025 senilai Rp31,3 miliar.
Program tersebut menyasar 1.193 santri dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Timur, dan merupakan bagian dari langkah strategis Pemprov Jatim dalam memperkuat sektor pendidikan berbasis pesantren yang mengedepankan nilai keislaman dan kebangsaan.
“Langkah Bu Khofifah ini bukan hanya menyentuh aspek pendidikan, tetapi juga sisi kemanusiaan. Ini bentuk nyata keberpihakan kepada generasi masa depan pesantren. Kepemimpinan visioner seperti ini patut diteladani,” ujar Lia Istifhama, Sabtu (25/5).
Beasiswa ini dikelola oleh Lembaga Pengembangan Pendidikan Diniyah (LPPD) Jawa Timur dan mencakup lima skema pendidikan: jenjang S1, S2, S3, Ma’had Aly, hingga S2 luar negeri di Universitas Al-Azhar Kairo. Seluruh skema merupakan turunan dari janji politik Khofifah–Emil pada Pilgub Jatim 2024 lalu.
Secara rinci, alokasi anggaran beasiswa 2025 sebagai berikut:
S1: Rp6,3 miliar untuk 518 santri
S2: Rp4,27 miliar untuk 225 santri
S3: Rp3 miliar untuk 40 santri
Ma’had Aly: Rp6 miliar untuk 380 santri
S2 Al-Azhar Kairo: Rp11,28 miliar untuk 30 santri
Program ini telah berjalan sejak 2019 dan hingga kini telah menyasar 6.876 santri dari berbagai daerah.
Menurut Ning Lia sapaan akrab senator muda tersebut pendidikan tinggi harus inklusif dan membumi, termasuk menjangkau kalangan pesantren. Ia menilai pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan agama, melainkan juga pusat lahirnya cendekiawan muslim dan pemimpin masa depan.
“Bu Khofifah membuktikan bahwa santri punya ruang besar untuk tumbuh. Ini investasi strategis yang sejalan dengan misi nasional menyongsong Generasi Emas 2045,” tegasnya.
Lia juga berharap pemerintah daerah lain dapat mencontoh pendekatan inklusif ini dalam membangun SDM lokal berbasis nilai religius dan kearifan lokal. Ia meyakini, dari pesantren akan muncul generasi pemimpin yang membawa Indonesia menuju kemajuan yang beradab dan berintegritas.
Sebelumnya, Gubernur Khofifah menegaskan bahwa santri adalah aset intelektual bangsa dan agen transformasi sosial. Dengan akses pendidikan tinggi yang terbuka luas, santri diharapkan mampu menjadi motor perubahan di masyarakat.
“Ini bukan sekadar program bantuan pendidikan. Ini adalah bentuk nyata penghormatan kepada pesantren dan santri sebagai pilar moral bangsa,” pungkas Ning Lia.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin