LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Suasana duka menyelimuti Dusun Putat Lor, Desa Putatkumpul, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, setelah kecerian dan suara tangisan seorang balita perempuan berinisial J, yang berusia 3,5 tahun, kini tidak lagi terdengar.
J, anak bungsu dari pasangan Anang Wahyudi (40) dan Nemu Satoh (38), ditemukan dalam keadaan tewas mengapung di empang belakang penggilingan padi milik keluarganya sendiri. Peristiwa tragis ini terjadi pada Jumat (16/2/2024).
Menurut Kapolsek Turi, Iptu Kusnandar, J ditemukan mengambang di empang seluas 50 meter panjang dan 30 meter lebar, dengan kedalaman sekitar 1,5 meter. “Pemeriksaan medis awal tidak menunjukkan adanya tanda-tanda penganiayaan pada tubuh korban,” jelas Kusnandar.
Keluarga menyatakan bahwa J diajak oleh orang tuanya ke tempat usaha penggilingan padi keluarga. Namun, karena kesibukan orang tua dalam melayani pelanggan, mereka kurang memperhatikan gerak-gerik putri bungsunya.
“Ketika Anang Wahyudi mencari J menjelang sore, kepanikan menyelimuti keluarga,” ungkap Kusnandar. Pencarian segera dilakukan, dan J ditemukan di empang belakang penggilingan padi.
“Dengan segera, orangtua korban masuk ke empang untuk mengevakuasi korban,” tambah Kusnandar.
Meskipun segera dilarikan ke Klinik Dr. Andri, nyawa J tidak dapat diselamatkan. Keluarga memilih untuk tidak melakukan autopsi dan langsung menguburkan J.
Kapolsek Kusnandar menghimbau agar orang tua lebih berhati-hati dan selalu mengawasi anak-anaknya, terutama balita. “Kecelakaan tragis seperti ini dapat dihindari dengan pengawasan yang lebih ketat,” tandasnya.
“Peristiwa ini menjadi pengingat bagi seluruh masyarakat akan pentingnya kehati-hatian dan perhatian ekstra terhadap keselamatan anak-anak, sehingga tragedi serupa tidak terulang di masa mendatang,”tutupnya.