TUBAN, RadarBangsa.co.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kembali menegaskan komitmen pemerintah untuk hadir di tengah rakyat kecil. Senin (21/7), ia turun langsung ke Pendopo Kridho Manunggal, Kabupaten Tuban, untuk menyerahkan berbagai bantuan sosial senilai lebih dari Rp6,5 miliar.
Agenda tersebut bukan sekadar seremoni, melainkan bagian dari perjalanan panjang Khofifah dalam menyapa kelompok rentan. Tuban menjadi titik ke-21 dalam rangkaian roadshow penyaluran bansos ke berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur. Semua ini, katanya, adalah bagian dari upaya memperkuat bantalan sosial dan ekonomi, khususnya bagi mereka yang nyaris tenggelam dalam garis kemiskinan ekstrem.
“Yang penting bukan hanya bantuan sampai ke penerima, tapi juga tepat penggunaannya, dan aman dari penyalahgunaan. Saya tekankan, jangan sampai dipakai judol (judi online),” ujarnya di hadapan para tamu dan penerima bantuan.
Khofifah tidak asal bicara. Ia merujuk data dari PPATK yang menyebutkan ada 228 ribu rekening penerima bansos yang ditutup karena diduga menyalahgunakan dana bantuan untuk praktik judi daring. Temuan itu memperlihatkan bahwa perlindungan pada penerima bansos bukan hanya soal distribusi, tapi juga pengawasan ketat pasca penyaluran.
Dalam program ini, bantuan sosial yang diberikan tak hanya berupa uang tunai. Berbagai bentuk dukungan disalurkan, mulai dari Program Keluarga Harapan (PKH) Plus, bantuan untuk penyandang disabilitas, hingga bantuan langsung tunai bagi buruh pabrik rokok. Selain itu, juga disalurkan alat bantu mobilitas untuk lansia dan difabel, serta bantuan operasional untuk para pendamping sosial di lapangan.
Khofifah juga menyoroti pentingnya menjaga transparansi. Ia menyampaikan bahwa setiap penerima bansos kini dibekali buku tabungan atas nama sendiri, sehingga dana yang diterima tidak bisa begitu saja dipotong oleh oknum. “Di setiap mock-up yang kami serahkan, di baliknya sudah ada buku tabungan. Jadi kalau pun ada kekhawatiran soal dana dipotong, itu sudah kita tekan sejak awal,” jelasnya.
Uniknya, Khofifah memberikan perhatian khusus kepada para ibu tunggal yang juga menanggung anggota keluarga yang rentan, seperti difabel atau lansia. Bagi kelompok ini, ia menyediakan akses ke program Kewirausahaan Inklusif dan Produktif (KIP) Jatim Sejahtera (JAWARA), sebagai upaya meningkatkan daya tahan ekonomi rumah tangga secara berkelanjutan.
Bukan hanya Dinas Sosial yang terlibat. Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Dinas Koperasi UKM Jatim juga menggelontorkan dukungan berupa bantuan untuk tiga BUMDes, satu desa dalam program Desa Berdaya, hingga empat desa penerima Jatim Puspa. Tak ketinggalan, zakat produktif dari BUMD Jatim senilai Rp25 juta juga disalurkan ke 50 penerima, untuk membantu menggerakkan ekonomi ultra mikro dari akar rumput.
Di tengah rangkaian acara, suasana haru sempat menyelimuti ruangan ketika seorang lansia bernama Mursinah (64), salah satu penerima bansos, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Gubernur. Dengan suara pelan dan mata berkaca-kaca, ia berkata, “Matur nuwun Ibu Gubernur, sudah memperhatikan orang kecil seperti saya. Semoga sehat selalu dan dilapangkan rezekinya.”
Mengakhiri kunjungannya, Khofifah mengingatkan bahwa tugas pemerintah bukan hanya memberi bantuan, tetapi memastikan bantuan itu menjadi pijakan menuju kehidupan yang lebih mandiri. “Bantuan ini jembatan. Jangan dibiarkan mereka berjalan sendiri. Tugas kita adalah menggandeng mereka untuk naik bersama,” pungkasnya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin