GRESIK, RadarBangsa.co.id – Warga Dusun Grompol, Desa Sumberame, Kecamatan Wringinanom, Gresik kembali mengeluhkan bau menyengat yang berasal dari limbah pabrik tepung PT. SJA. Persoalan ini menjadi masalah berulang sejak pabrik mulai beroperasi satu setengah tahun lalu, tanpa solusi nyata hingga saat ini.
Bau limbah yang mengganggu aktivitas harian warga semakin memuncak, memicu kemarahan masyarakat. Pada Selasa (26/11), sejumlah tokoh masyarakat bersama Kepala Dusun Harinanto dan Kepala Desa H. Sueb mendatangi pabrik tersebut. Maksud kedatangan mereka adalah menemui pimpinan perusahaan untuk menyampaikan keluhan secara langsung.
Namun, harapan warga pupus. Sesampainya di lokasi, pimpinan perusahaan tidak berada di tempat. Mereka hanya diterima oleh seorang karyawan bernama Sonik, yang bekerja sebagai admin.
Meskipun kecewa, Kepala Dusun Harinanto tetap menyampaikan keluh kesah warga kepada karyawan tersebut. Ia menuntut perusahaan segera bertanggung jawab dan menyelesaikan persoalan bau limbah yang sangat mengganggu keseharian warga Dusun Grompol.
Sonik mengaku bahwa sebelumnya pabrik telah menerima inspeksi dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gresik. Tim DLH datang ke lokasi, namun hanya mengambil foto tanpa membawa sampel limbah.
“Pak Alfin bagian IPAL yang menemui. Tapi sekarang beliau juga sedang ada di luar,” jelas Sonik.
Selain polusi udara akibat bau menyengat, Harinanto juga mengungkapkan adanya dugaan pencemaran air di saluran yang melintas di depan pabrik. Ia menambahkan bahwa bau yang semakin parah telah menurunkan kualitas hidup warga.
“Bau ini semakin hari semakin mengganggu. Apalagi saluran air di depan pabrik juga diduga tercemar. Kami minta perusahaan bertindak, kalau tidak, kami tidak tahu bagaimana reaksi masyarakat ke depan,” tegasnya.
Kepala Dusun Harinanto mengungkapkan bahwa perusahaan sebelumnya memberikan kompensasi sebesar Rp300.000 per bulan kepada kas dusun. Namun, lantaran bau limbah tidak kunjung teratasi, Kepala Desa H. Sueb memutuskan untuk menghentikan penerimaan kompensasi tersebut.
“Warga sudah lelah dengan kondisi ini. Kompensasi tidak menyelesaikan masalah. Kalau tidak ada tindakan nyata, kami mendukung warga untuk mendesak pabrik ini ditutup,” ujar H. Sueb.
Kini, warga Dusun Grompol secara tegas meminta agar pabrik PT. SJA ditutup. Kepala Dusun Harinanto mengaku telah berupaya menenangkan warga agar tidak bertindak di luar kendali.
“Saya sudah berkoordinasi dengan RT, RW, dan BPD. Namun, jika tidak ada tindakan dari perusahaan, saya tidak tahu apa yang akan dilakukan masyarakat selanjutnya,” ungkap Harinanto.
Sikap tegas juga datang dari Kepala Desa H. Sueb, yang menyatakan dukungan penuh terhadap tuntutan warga.
“Keluhan warga sudah kami sampaikan. Jika permintaan warga adalah menutup pabrik ini, saya sebagai kepala desa tentu mendukung. Ini demi kebaikan bersama,” tandasnya.
Hingga berita ini ditulis, belum ada respons atau tindakan nyata dari pihak manajemen PT. SJA. Warga berharap persoalan ini segera mendapat perhatian serius, baik dari perusahaan maupun pemerintah daerah, untuk memastikan lingkungan yang lebih sehat bagi masyarakat Dusun Grompol.
Bau menyengat yang terus dirasakan warga menjadi cerminan kurangnya tanggung jawab lingkungan dari perusahaan. Jika tidak segera ditangani, situasi ini dikhawatirkan akan memicu konflik lebih besar antara warga dan pihak perusahaan.
Penulis : Agus/Rof
Editor : Zainul Arifin