Bondowoso, RADARBANGSA.CO.ID – Wisata alam Taman Batu Solor memiliki pemandangan berupa batuan-batuan besar yang nampak tersusun berjajar menjadi daya tarik utama di sini.
Batuan ini merupakan jejak letusan Gunung Ijen Purba dengan geological value yang signifikan sehingga menjadikannya sebagai salah satu situs Ijen Geopark.
Pemandangan di sini semakin indah dengan saat matahari terbenam. Tersedia ojek wisata untuk mengeksplor lebih jauh lagi keberadaan batu-batuan berbentuk unik seperti batu magnit, batu kembar dan batu lingga.
Akses menuju Batu Susun Solor sangat mudah ditempuh menggunakan kendaraan pribadi.
Saat senja, pemandangan di sini semakin indah dengan sapuan sinar mentari yang beranjak terbenam. Objek Wisata Batu Susun Solor dilengkapi fasilitas beberapa gazebo untuk bersantai dan sejumlah spot foto untuk berkreasi.
Di sekitarnya juga ada warung-warung penduduk yang menghidangkan camilan serta es kelapa muda yang menyegarkan.
Bentang alam Taman Batu Soon
Kawasan Kaldera Ijen Purba mengalami proses geologi sangat kompleks.
Bato So’on memiliki kekhasan geologi yang menjadi daya tarik tersendiri baik dari sisi penelitian di bidang kegunung apian.
Adapun pemanfaatan potensi energi ramah lingkungan, pemanfaatan lahan untuk perkebunan kopi, maupun keindahannya sebagai obyek tujuan wisata yang terkenal dengan kawah terasam dan blue firenya.
Kemunculan anak gunung api pasca kaldera tidak lebih dari 50ribu tahun yang lalu, setelah pada fase non aktif pada kurun waktu antara 100 ribu – 50 ribu tahun yang lalu, sempat terbentuk danau vulkanik, yang ditunjukkan dengan jejak endapan danau di bagian topografi paling rendah berupa lembah yaitu di sekitar Blawan.
Aktivitas tektonik yang membentuk patahan, yang membelah kaldera Ijen Purba yang ditandai dengan adanya air terjun Blawan.
Aktivitas tektonik tersebut juga menjadi penyebab aktifnya kegunuapian di Kaldera Ijen Purba sehingga memunculkan anak gunung api pasca Kaldera sebanyak 22 gunung api.
Berdasarkan dating radioaktif baik dari K/Ar dari mineral batuan beku yang dihasilkan oleh aktifitas gunung api, maupun dating Karbon aktif “Charcoal” dari sisa vegetasi yang tertanam bersama material endapan dari aktifitas gunung api pasca kaldera,
Diketahui Gunung Blau terdating 50.000 tahun yang lalu merupakan “anak sulung” sedangkan gunung Ijen merupakan “anak bungsu” yang terdating aktif 6000 tahun yang lalu dan saat ini masih aktif.