MALANG, RadarBangsa.co.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang kembali menegaskan komitmennya membangun ketangguhan masyarakat menghadapi potensi bencana. Melalui Program Desa Tangguh Bencana (Destana), BPBD secara resmi membuka pelatihan sekaligus pembentukan Destana di Desa Sutojayan, Kecamatan Pakisaji, pada Selasa–Rabu, 9–10 September 2025.
Sebanyak 30 warga mengikuti pelatihan ini dengan antusias. Peserta berasal dari berbagai unsur masyarakat, mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, perangkat desa, perwakilan PKK, anggota Karang Taruna, hingga Linmas. Kehadiran lintas elemen ini dinilai menjadi modal penting membangun sinergi mitigasi dan penanggulangan bencana di tingkat desa.
Plt. Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Malang menegaskan, pembentukan Destana adalah upaya strategis untuk meningkatkan kesiapsiagaan warga. “Pembentukan Destana ini adalah investasi kita bersama untuk keselamatan dan keberlanjutan hidup di desa,” ujarnya.
Acara pembukaan turut dihadiri Kepala Desa Sutojayan, Kasi Trantib Kecamatan Pakisaji, Babinsa, dan Babinkamtibmas. Dukungan dari berbagai pemangku kepentingan diharapkan mampu memperkuat Desa Sutojayan sebagai desa tangguh dan mandiri dalam menghadapi bencana.
Selama dua hari pelatihan, peserta dibekali materi manajemen bencana, mulai dari pengenalan jenis ancaman, analisis risiko, penyusunan rencana kontingensi, hingga praktik evakuasi dan pertolongan pertama. Dengan bekal tersebut, masyarakat diharapkan mampu melindungi diri, keluarga, dan lingkungannya ketika bencana terjadi.
Program Destana sendiri merujuk pada Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana serta Peraturan Kepala BNPB No. 1 Tahun 2012 tentang Pembentukan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana. Program ini bisa berjalan melalui tiga jalur, yakni swadaya masyarakat dengan fasilitasi pemerintah, binaan dunia usaha, maupun percontohan pemerintah daerah.
Kriteria desa penerima program ditetapkan berdasarkan peta rawan bencana, antusiasme masyarakat, dukungan aparat desa, serta sinergi dengan pemerintah daerah dan dunia usaha. Desa yang masuk kategori rawan tinggi umumnya lebih diprioritaskan.
Adapun indikator desa tangguh mencakup keberadaan organisasi penanggulangan bencana, SDM terampil, sarana prasarana memadai, serta kemampuan respon cepat yang efektif. Penilaian ketangguhan dilakukan dengan mengukur 5 komponen, 32 indikator, dan 128 pertanyaan. Dari hasil penilaian itu, desa akan diklasifikasikan ke dalam tiga tingkatan: Pratama, Madya, dan Utama.
Beberapa kegiatan inti dalam pelatihan Destana antara lain pembentukan organisasi tanggap darurat dan logistik, penyusunan peta evakuasi, pengembangan sistem peringatan dini berbasis kearifan lokal, serta penyiapan stok logistik darurat.
Dengan adanya program ini, BPBD berharap Desa Sutojayan dapat menjadi teladan bagi desa lain di Kabupaten Malang. “Keterlibatan masyarakat menjadi kunci. Kalau semua elemen bergerak, maka ketangguhan desa bisa terwujud,” kata Plt. Kalaksa menutup sambutannya.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin