SIDOARJO, RadarBangsa.co.id — Duka mendalam menyelimuti warga Desa Kloposepuh, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo, setelah salah satu warganya menjadi korban dalam tragedi tanah longsor yang terjadi di jalur Pacet, Kabupaten Mojokerto. Untuk menyampaikan belasungkawa secara langsung, Bupati Sidoarjo H. Subandi bersama jajaran pemerintah daerah mengunjungi rumah duka pada Sabtu (5/4), sekaligus mengikuti doa tahlil bersama keluarga korban.
Takziah tersebut turut dihadiri oleh sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat, di antaranya Dandim 0816 Sidoarjo, Kapolres Sidoarjo, perwakilan Baznas, Dinas Sosial, Camat Sukodono, dan jajaran Forkopimka setempat. Suasana haru menyelimuti prosesi doa yang dipanjatkan untuk para korban, sebagai bentuk solidaritas dan dukungan moril kepada keluarga yang ditinggalkan.
Tanah longsor yang terjadi pada Kamis (3/4) di kawasan Desa Pacet, Mojokerto, menelan korban jiwa sebanyak 10 orang. Tujuh di antaranya berasal dari satu keluarga yang tengah dalam perjalanan menggunakan satu kendaraan. Salah satu keluarga korban yang tinggal di RT 10 RW 02 Desa Kloposepuh, menjadi pusat duka di tengah masyarakat Sidoarjo.
Adapun para korban dari keluarga tersebut adalah Masjid Zatmo Setio, Rani Anggraeni (28), Syahrul Nugroho Rangga Setiawan (6), Putri Qiana Ramadhani (2), H. Wahyudi (71), Hj. Jainah (61), dan Saudah (70). Seluruh jenazah telah dimakamkan di pemakaman desa setempat.
Dalam sambutannya, Bupati Subandi menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga korban dan mengajak seluruh masyarakat untuk mendoakan para almarhum.
“Kami sangat berduka atas peristiwa ini. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan keikhlasan, serta amal ibadah para almarhum diterima di sisi Allah SWT,” ucapnya penuh haru.
Selain menyampaikan empati, Bupati juga mengimbau masyarakat agar lebih waspada, terutama saat melakukan perjalanan di wilayah rawan bencana. Ia mengingatkan pentingnya memperhatikan cuaca dan kondisi jalan, terlebih saat curah hujan tinggi yang rawan memicu longsor.
“Saya mengajak warga Sidoarjo untuk lebih berhati-hati, khususnya ketika melintasi daerah perbukitan atau pegunungan. Keselamatan adalah prioritas utama,” tambahnya.
Acara takziah berlangsung dalam suasana khidmat, diiringi tangis dan rasa kehilangan dari keluarga yang ditinggalkan. Namun, kehadiran masyarakat dan pemerintah memberikan kekuatan tersendiri bagi para penyintas musibah ini.
Tragedi ini menjadi pengingat bersama akan pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana alam. Kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan instansi terkait dinilai krusial dalam mencegah serta menanggulangi dampak bencana di masa depan.
Penulis : Rino
Editor : Zainul Arifin