Cegah Stunting Sejak Dini, YAICI Gandeng UNAIR Kampanyekan Literasi Gizi Masyarakat

- Redaksi

Kamis, 15 September 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, RadarBangsa.co.id – Dalam rangka mengejar target penurunan stunting hingga14% pada 2024 yang ditetapkan Presiden Joko Widodo, Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) memperluas jangkauan edukasi hingga usia muda bahkan remaja.

Salah satunya adalah dengan menggandeng kampus dan mahasiswa untuk mengkampanyekanliterasi gizi dan edukasi konsumsi kental manis di kalangan masyarakat. Ketua Harian YAICI Arif Hidayat mengatakan, menyadarkan masyarakat terutama generasi muda akan literasi gizi merupakan langkah yang efektif untuk mencegah terjadinya gizi buruk dan stunting di masa mendatang.

“Salah satu cara memutus mata rantai gizi burukadalah dengan mencegah kejadian gizi buruk tersebut. Oleh karena itu yang perlu diedukasi hari ini adalah calon-calon orang tua yang akan melahirkan generasi berikutnya, yaitu remaja,anak muda dan mahasiswa.” jelas Arif Hidayat.

Sebelumnya, edukasi gizi yang dilakukan YAICI menyasar ibu dan balita. Kali ini, kerjasama dengan kampus khususnya Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya sekaligus untuk meningkatkan peran serta mahasiswa dan generasi muda dalam hal pengabdian untukmasyarakat.

“Ini adalah momentum bagi mahasiswa untuk meneguhkan komitmennya untukmemberikan yang terbaik di masyarakat. Sebagai kelompok yang suaranya sangat berpengaruh, peran serta mahasiswa dalam mengkampanyekan edukasi gizi diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat akan gizi,” jelas Arif.

YAICI telah sejak lama melakukan edukasi gizi dan memiliki perhatian terhadap persoalanstunting dan gizi buruk. Terlebih, dengan mencuatnya polemik susu kental manis yang membuat BPOM akhirnya mengatur penggunaan produk dengan kandungan gula yang tinggiini ke dalam PerBPOM No 31 tahun 2018 tentang Label dan Pangan Olahan.

Dalam kebijakan tersebut, terdapat dua pasal yang menjelaskan bahwa kental manis adalah produkyang tidak boleh dijadikan sebagai pengganti ASI dan dikonsumsi oleh anak diawah 12bulan, serta aturan mengenai label, iklan dan promosinya.

Dosen Tim Pusat Direktorat kemahasiswaan Universitas Airlangga, Prof. Dr. BambangPurwanto, dr., M.Kes., menjelaskan bahwa alasan masyarakat memilih kental manis, karenarasanya yang enak.

“Ketika kental manis sudah terlanjur dikonsumsi, sama saja melatih anakuntuk mengonsumsi gula dalam jumlah tinggi, jika dikonsumsi secara terus menerus, makanmunculah generasi gizi buruk untuk masa depan, “ jelas Bambang dalam diskusi media yang diselenggarakan pada Selasa (13/9).

Lebih lanjut, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini memaparkan bahwa orangtua tidak perlu khawatir anak obesitas jika pemberian gizinya benar. “kalau tidak diawali dengan susu kental manis, bentuk proporsional tubuh akan terbentuk dengan sendiri. “pungkasnya.

Pegiat Literasi, Maman Suherman, pada kesempatan tersebut juga menyampaikan, untuk mencapai Generasi Emas 2045, banyak halyang perlu disiapkan. Pertama, terkait persoalan stunting yangmasih jauh dari target yang ditetapkan oleh pemerintah.

“Kalau literasi gizi jelek, bonus demografis akan menjadi ancaman bagi kita. Edukasi giziyang diadakan oleh YAICI menjadi salah satu cara pendekatan kepada generasi milenialbahwa literasi gizi itu penting, karena masih banyak yang salah sangka bahwa kental manisitu susu, padahal bukan. Kental manis bukan susu,” tegas Maman.

Berita Terkait

Khofifah Apresiasi Sinergi Lintas Elemen di World Sight Day 2025, Bagikan 1.000 Kacamata Gratis untuk Pelajar
Dinkes Banyuwangi Ingatkan Bahaya HIV di Era Prostitusi Digital
TP PKK Bangkalan Dorong Ibu-Ibu Aktif ke Posyandu untuk Cegah Stunting
Si Pandu Aja Hadir di Banyuwangi, Layanan BPOM Kini Bisa Setiap Hari
Inovasi ‘Raja Harum’ dan ‘Maharestu’ Antar RSUD Mataram Masuk 10 Besar Indonesia Healthcare Innovation Awards
Khofifah Optimistis Wujudkan Rumah Sakit Kelas Dunia di Surabaya
dr Ramadi Satryo, Peneliti Muda dari Pasuruan yang Bikin Bangga Dunia Medis Indonesia
Lamongan Capai 69 Persen Cek Kesehatan Gratis

Berita Terkait

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 17:31 WIB

Khofifah Apresiasi Sinergi Lintas Elemen di World Sight Day 2025, Bagikan 1.000 Kacamata Gratis untuk Pelajar

Jumat, 10 Oktober 2025 - 07:17 WIB

Dinkes Banyuwangi Ingatkan Bahaya HIV di Era Prostitusi Digital

Rabu, 8 Oktober 2025 - 09:45 WIB

TP PKK Bangkalan Dorong Ibu-Ibu Aktif ke Posyandu untuk Cegah Stunting

Selasa, 7 Oktober 2025 - 19:13 WIB

Si Pandu Aja Hadir di Banyuwangi, Layanan BPOM Kini Bisa Setiap Hari

Selasa, 7 Oktober 2025 - 18:35 WIB

Inovasi ‘Raja Harum’ dan ‘Maharestu’ Antar RSUD Mataram Masuk 10 Besar Indonesia Healthcare Innovation Awards

Berita Terbaru

Petugas Polsek Maduran bersama tim medis mengevakuasi jasad petani yang tewas diduga tersengat listrik jebakan tikus di area persawahan Desa Blumbang, Kecamatan Maduran, Lamongan, Jumat (10/10/2025). (Dok. Humas Polres Lamongan) (Foto Dok Ho/RadarBangsa.co.id)

Peristiwa

Petani di Lamongan Tewas Kesetrum Jebakan Tikus

Sabtu, 11 Okt 2025 - 19:15 WIB

Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Bangkalan, Jemmy Tria Sukmana, saat membuka kegiatan Pelatihan Berbasis Masyarakat (PBM) bidang Tata Rias dan Pengolahan Hasil Laut di Kantor Disperinaker Bangkalan, Selasa (8/10/2025). (DoK Foto Kmf/RadarBangsa.co.id)

Politik - Pemerintahan

Disperinaker Bangkalan Cetak Wirausaha Baru Lewat Pelatihan Berbasis Masyarakat

Sabtu, 11 Okt 2025 - 19:07 WIB

Plt. Inspektur Kabupaten Bangkalan, Ahmat Hafid, saat memaparkan inovasi layanan digital KLIK AKU (Klinik Konsultasi Akuntabilitas) sebagai upaya memperkuat transparansi pengelolaan keuangan desa. (Dok. Inspektorat Bangkalan)

Politik - Pemerintahan

Dorong Transparansi, Inspektorat Bangkalan Luncurkan Aplikasi KLIK AKU untuk Desa

Sabtu, 11 Okt 2025 - 19:00 WIB