MATARAM, RadarBangsa.co.id – Di antara deru mesin dan semangat gotong royong di lokasi TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-126 Kodim 1606/Mataram di Desa Giri Madia, Kecamatan Lingsar, terselip kisah sederhana namun menggetarkan dari seorang ibu tangguh, Inaq Alimudin (52).
Setiap akhir pekan, warga Dusun Langko Timur, Desa Langko, Lombok Barat, ini menempuh perjalanan sekitar lima kilometer dengan motor bebek tuanya. Bukan untuk rekreasi, melainkan mencari nafkah dengan berjualan pelecing urap — makanan khas Sasak yang ia racik dengan tangan terampil dan bumbu turun-temurun.
Biasanya, Inaq Alimudin membuka lapak di pasar desa. Namun, sejak kegiatan TMMD berlangsung, ia memutuskan untuk berpindah ke sekitar posko Satgas, tempat para prajurit bekerja membangun fasilitas desa. “Saya lihat banyak orang kerja di sini. Siapa tahu dagangan saya lebih laku daripada di pasar,” ujarnya sembari melayani pembeli dengan senyum ramah.
Keputusan itu ternyata membawa berkah. Aroma sambal tomat dan sayur segar khas pelecing urap yang ia jual, cepat menarik perhatian para anggota Satgas. Serka Masnan, salah seorang prajurit yang tengah beristirahat, mengaku jatuh cinta pada cita rasa masakan Inaq. “Pedasnya pas, segar, dan rasanya benar-benar khas Lombok,” katanya sambil menyantap sepiring penuh.
Kehadiran para pedagang seperti Inaq menjadi warna tersendiri di tengah kegiatan TMMD yang berlangsung sepanjang bulan Oktober ini. Bukan hanya infrastruktur yang dibangun, tetapi juga hubungan sosial dan peluang ekonomi yang tumbuh bersama.
Komandan Koramil 1606-08/Narmada, Kapten Inf I Ketut Wiliana, menyebut semangat masyarakat di sekitar lokasi TMMD sebagai bukti nyata kemanunggalan TNI dan rakyat. “TMMD tidak semata membangun jalan atau jembatan, tetapi juga membuka ruang bagi ekonomi lokal. Sosok seperti Inaq Alimudin adalah contoh nyata bahwa pembangunan bisa menggerakkan banyak sisi kehidupan,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Komandan SSK TMMD, Kapten Inf Safarudin. Menurutnya, kegiatan TMMD memang dirancang agar manfaatnya dirasakan langsung oleh warga. “Kami ingin masyarakat ikut tumbuh bersama kegiatan ini. Kehadiran pedagang lokal seperti Ibu Inaq memberi energi positif bagi seluruh anggota Satgas,” katanya.
Kini, lapak kecil Inaq Alimudin di tepi jalan proyek TMMD tak sekadar tempat berjualan, tapi juga simbol keteguhan dan kemandirian perempuan desa. Setiap kepulan uap dari pelecing urap yang ia sajikan seakan membawa pesan bahwa pembangunan sejati bukan hanya tentang beton dan semen, melainkan tentang semangat manusia yang saling menguatkan.
“Selama saya masih kuat, saya akan terus jualan. Rezeki itu bisa datang dari mana saja, asal kita mau berusaha,” tutup Inaq dengan senyum hangat — senyum yang seolah menjadi potret nyata dari makna manunggalnya TNI dan rakyat.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin