BANYUWANGI, RadarBangsa.co.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi menunjukkan komitmennya menghadirkan layanan publik yang inklusif dengan menggelar pendidikan dan pelatihan (diklat) Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Kegiatan ini menyasar petugas front office di berbagai unit layanan, yang sehari-hari berhadapan langsung dengan masyarakat.
Sebanyak 40 peserta mengikuti pelatihan yang berlangsung lima hari, 22–26 September 2025. Mereka berasal dari sejumlah instansi vital seperti puskesmas, rumah sakit daerah, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Dinas Kesehatan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, hingga kantor kecamatan. Seluruh peserta dilatih oleh Komunitas Teman Tuli Banyuwangi dan pengajar dari SMA-LB Provinsi Jawa Timur.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menegaskan bahwa penyelenggaraan diklat ini bukan sekadar formalitas, melainkan langkah nyata untuk meneguhkan pelayanan publik yang lebih humanis. Menurutnya, percepatan layanan harus berjalan beriringan dengan akses yang adil bagi seluruh warga, termasuk penyandang disabilitas.
“Kami ingin semua warga bisa mengakses layanan publik dengan mudah dan ramah. Termasuk teman-teman disabilitas. Karenanya kami latih para petugas terdepan pada pelayanan publik untuk bisa memahami bahasa isyarat agar tidak terjadi kendala komunikasi,” ujar Ipuk, Kamis (25/9/2025).
Lebih jauh, Ipuk mengungkapkan program ini merupakan tindak lanjut dari Rembuk Disabilitas yang digelar beberapa waktu lalu. Dalam forum tersebut, aspirasi yang mengemuka adalah kebutuhan mendesak agar di setiap kantor layanan publik tersedia pegawai dengan keterampilan dasar bahasa isyarat.
“Ini adalah upaya memenuhi hak-hak rekan disabilitas. Kami berharap kini, kantor-kantor pelayanan publik bisa diakses dengan baik dan mudah bagi rekan-rekan disabilitas. Tidak perlu ragu datang ke pusat-pusat layanan publik daerah untuk menyelesaikan urusannya,” tambah Ipuk.
Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan Banyuwangi, Ilzam Nuzuli, mengatakan bahwa diklat BISINDO ini akan digelar secara berkelanjutan. Tujuannya, seluruh pegawai front office di lingkungan Pemkab nantinya memiliki bekal komunikasi dasar bahasa isyarat.
“Saat ini memang baru sebagian kantor, nanti semua akan didiklat sama. Porsi diklatnya lebih banyak praktek. Dimana para peserta bisa langsung mempraktekkan hasil latihannya bersama mentor,” jelas Ilzam.
Dukungan positif datang dari peserta, salah satunya Bibin Eka Widianto, perawat Puskesmas Kedungrejo Kecamatan Muncar. Ia menilai keterampilan bahasa isyarat akan sangat membantu dalam pekerjaannya.
“Kami pernah mendapat pasien seorang ibu yang merupakan teman tuli yang akan melahirkan, saat itu kami sedikit kesulitan berkomunikasi. Adanya pelatihan ini menjadi bekal bagi kami untuk bisa melayani semua warga,” ungkap Bibin.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin