SURABAYA, RadarBangsa.co.id – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyerahkan penghargaan dan lencana kepada 604 warga yang telah mendonorkan darah sedikitnya 75 kali. Penyerahan dilakukan di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (14/10), sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi para pendonor sukarela.
Didampingi Ketua PMI Jawa Timur Imam Utomo dan Ketua Dewan Kehormatan PMI Jatim Emil Elestianto Dardak, Khofifah menyerahkan penghargaan secara simbolis kepada sepuluh perwakilan pendonor.
Dalam kesempatan itu, Khofifah mengajak pelajar SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah untuk aktif mendonorkan darah melalui wadah Palang Merah Remaja (PMR). Ia menilai keterlibatan generasi muda penting untuk menumbuhkan rasa kemanusiaan dan solidaritas sosial.
“Insya Allah setelah ini kita akan melakukan pemetaan untuk memaksimalkan peran SMA, SMK, dan Aliyah dalam gerakan donor darah. Target kita, Jawa Timur bisa mencapai minimal 4 persen dari populasi sebagai pendonor aktif,” ujar Khofifah.
Saat ini, jumlah pendonor darah sukarela di Jawa Timur baru mencapai 2–3 persen dari penduduk potensial. Padahal, kebutuhan darah terus meningkat seiring bertambahnya layanan kesehatan di daerah. Untuk memperkuat sistem, PMI Jawa Timur tengah mengembangkan Unit Donor Darah (UDD) berstandar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) guna menjamin mutu dan keamanan transfusi darah.
Khofifah juga menyoroti potensi besar yang dimiliki provinsi ini dengan dukungan 42 Unit Pengelola Darah (UPD) yang tersebar di 37 kabupaten/kota. “Jaringan ini menjadi kekuatan penting dalam menjaga ketersediaan darah di seluruh wilayah Jawa Timur,” katanya.
Gubernur berharap, semangat pendonor sukarela dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas. “Mari kita jadikan semangat Setetes Darah, Sejuta Harapan sebagai gerakan bersama untuk kemanusiaan,” tutur Khofifah.
Sementara itu, Ketua PMI Jawa Timur Imam Utomo menyebut, jumlah donor sukarela di provinsi ini masih perlu ditingkatkan. “Saat ini baru sekitar 1,03 juta kantong darah yang tersedia, sementara kebutuhan tahunan mencapai 700 ribu pack. Karena itu, PMI terus mengajak pelajar SMA dan SMK ikut aktif,” ujarnya.
Salah satu penerima penghargaan, Perdana Seryawan (32) dari UDD Tulungagung, menjadi pendonor termuda dalam acara tersebut. Ia mulai mendonorkan darah sejak tahun 2010 saat masih duduk di bangku SMA.
“Awalnya dipaksa guru dan teman-teman, tapi setelah tahu manfaatnya, saya teruskan sampai sekarang. Setetes darah bisa menyelamatkan nyawa,” kata Perdana.
Ia mengaku bangga mendapat penghargaan langsung dari Gubernur Jatim. “Terima kasih atas apresiasi dan motivasi bagi kami, terutama generasi muda, untuk terus berkontribusi lewat donor darah,” ujarnya penuh semangat.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin