Gunung Pegat di Lamongan Menyimpan Sejarah Mitos yang Dipercayai Warga

- Redaksi

Selasa, 16 Maret 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gunung Pegat yang terletak di Desa KarangKembang kecamatan Babat [IST]

Gunung Pegat yang terletak di Desa KarangKembang kecamatan Babat [IST]

LAMONGAN, RadarBangsa.co.id – Gunung Pegat, mendengar namanya sudah tentu sebisa mungkin akan dihindari oleh banyak pasangan suami istri. Gunung yang berada di kawasan Karangkembang Babat tersebut ternyata banyak menyimpan cerita unik.

Selain dikenal dengan keindahannya dan juga berhasil menyita banyak perhatian dari masyarakat. Gunung ini juga dikenal memiliki sebagian besar mitos yang dipercaya oleh masyarakat setempat hingga saat ini.

Berikut penuturan dari salah satu tokoh masyarakat Makin (55) warga sekitar lokasi Gunung Pegat, setiap iring-iringan pengantin yang melewati kawasan gunung pegat sejauh ini harus melepaskan sepasang ayam.

” Sampai sekarang banyak masyarakat yang percaya akan mitos tersebut, namun itu tergantung dari sugesti masing-masing pasangan. Entah itu pasangan dari luar daerah atau orang Lamongan itu sendiri,” ujar Makin.

Dia mengungkapkan, sebagian iring-iringan pasangan pengantin bahkan ada yang rela melewati jalan alternatif lainnya agar tidak melalui kawasan Gunung Pegat. Dengan cara memutar lewat jalan Bojonegoro dan Lamongan kota.

” Memang cukup jauh, namun itu sebagai antisipasi agar tidak sampai melalui jalan tersebut, banyak yang melakukan hal demikian agar pasangan pengantin bisa terhindar serta dijauhkan dari perceraian,” ungkapnya.

Sementara itu, Pengamat dan Pemerhati Budaya Lamongan Supriyo mengatakan, sepengetahuannya di sekitaran kawasan Gunung Pegat memang memiliki potensi budaya kepurbakalaan yang cukup tua.

” Disekitar Desa Pucakwangi ditemukan prasasti batu yang diduga berasal dari masa Jenggala (anak Airlangga) juga jejak perkampungan kuno disekitar sendang,” tutur Cak Priyo panggilan akrabnya, Selasa (16/03)

Menurut Cak Priyo, bahkan di Desa Kradenan Rejo juga banyak ditemukan Peninggalan Nekara ( Peninggalan Seni Budaya) yang berasal dari masa Prasejarah pada Zaman Perunggu.

” Mengenai dengan adanya mitos iring-iringan pasangan pengantin yang melewati kawasan Gunung Pegat harus melepas ayam, saya juga mengetahui budaya tersebut,” ucapnya.

Dia menjelaskan, sepertinya mitos yang dipercaya oleh banyak masyarakat hingga kini tersebut berasal dari peristiwa yang sangat jauh di era Jenggala dan Panjalu (Kediri).

” Dua kerajaan hasil pembelahan kerajaan Kahuripan atau Medang masa Erlangga.
Dua kerajaan tersebut selalu berkonflik. Mitos itu sepertinya berhubungan dengan kisah kuno mengenai konflik tersebut,” tandasnya.

(Ar/Edi/Iful)

Berita Terkait

Ipuk Perkenalkan Keunikan Musik Perkusi Using Banyuwangi
Pertura Blitar Hadirkan Seni, Budaya, dan Komunikasi Publik
Ribuan Peserta Meriahkan Ijen Marching Festival Banyuwangi 2025
Senator DPD RI asal Jawa Timur Lia Istifhama Diganjar Mustika Selendang Emas atas Kiprahnya Lestarikan Budaya Nusantara
Pemkot Semarang Dorong Ekonomi Kreatif Lewat Festival Budaya
Desa Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Desa Wisata Dunia 2025
Batik Banyuwangi Tampil Anggun di Banyuwangi Batik Festival 2025, Bupati Bilang Begini
Ribuan Penari Siap Meriahkan Gandrung Sewu Banyuwangi 2025
Tag :

Berita Terkait

Rabu, 22 Oktober 2025 - 19:01 WIB

Ipuk Perkenalkan Keunikan Musik Perkusi Using Banyuwangi

Rabu, 22 Oktober 2025 - 07:24 WIB

Pertura Blitar Hadirkan Seni, Budaya, dan Komunikasi Publik

Selasa, 21 Oktober 2025 - 08:19 WIB

Ribuan Peserta Meriahkan Ijen Marching Festival Banyuwangi 2025

Senin, 20 Oktober 2025 - 20:01 WIB

Senator DPD RI asal Jawa Timur Lia Istifhama Diganjar Mustika Selendang Emas atas Kiprahnya Lestarikan Budaya Nusantara

Senin, 20 Oktober 2025 - 09:46 WIB

Pemkot Semarang Dorong Ekonomi Kreatif Lewat Festival Budaya

Berita Terbaru

Politik - Pemerintahan

Pantai Indah Kemangi Raih Juara Nasional, Bupati Kendal Beri Pujian Khusus

Rabu, 22 Okt 2025 - 21:36 WIB

Sekretaris Daerah Kabupaten Bangkalan Ismed Efendi menghadiri rapat paripurna DPRD Bangkalan dengan agenda penetapan persetujuan Raperda tentang Irigasi di ruang sidang utama DPRD Bangkalan, Senin (21/10/2025). (Foto Dok Ho/RadarBangsa.co.id)

Politik - Pemerintahan

DPRD dan Pemkab Bangkalan Sepakati Raperda Irigasi Berkelanjutan

Rabu, 22 Okt 2025 - 19:08 WIB

Penampilan grup musik etnik Banyuwangi memukau penonton lewat irama rancak Perkusi Using pada gelaran Banyuwangi Percussion Festival 2025. (Foto Dok Ho/RadarBangsa.co.id)

Budaya

Ipuk Perkenalkan Keunikan Musik Perkusi Using Banyuwangi

Rabu, 22 Okt 2025 - 19:01 WIB