HMI Probolinggo Demo Refleksi Satu Tahun Duet Habib Hadi – Soufis Sobri Pencemaran olah limbah B3 di Sumbertaman dipertanyakan Warga

- Redaksi

Senin, 10 Februari 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wakil Wali Kota, H M Soufis Subri  mendengarkan mahasiswa berorasi dari pelataran trotoar dan mendekati kerumunan mahasiswa.

Wakil Wali Kota, H M Soufis Subri mendengarkan mahasiswa berorasi dari pelataran trotoar dan mendekati kerumunan mahasiswa.

PROBOLINGGO, RadarBangsa.co.id -Sekitar tiga puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Indonesia( HMI) Cabang Probolinggo, menggelar demo di depan kantor Wali Kota Probolinggo, Senin(3/2/2020) siang.

Aksi damai digelar sebagai bentuk protes dan kritik terhadap refleksi satu tahun kepemimpinan Wali Kota Hadi Zainal Abidin dan Wakil Wali Kota H Muhammad Soufis Subri. Sambil berorasi, mahasiswa membawa sejumlah poster bertuliskan, “Hallo Apa KabarPak Wali, Ngapaian  Saja 1 Tahun Pak?”, dan sejumlah kalimat lainnya.Dalam orasinya, Ketua HMI setempat Abu Hanifah mengatakan, satu tahun kepemimpinan duet PKB dan Demokrat, tidak seluruhnya berhasil.

Ada beberapa program yang harus  ditindaklanjuti di tahun berikutnya.“Jangan terbuai dengan keberhasilan. Masih ada pekerjaan dan program yang perlu  ditindaklanjuti dan dievaluasi,” katanya.Abu Hanifah kemudian memberi contoh ketidak berhasilan Wali kota dan Wakilnya dalam membangun kotanya. Diantaranya, proyek revitalisasi Alun-alun dan Pasar Baru. Disebutkan,proyek miliaran  rupiah tersebut terbengkalai.

“Sekarang Alun-alun ditumbuhi bayam dan tanaman liar. Proyek pasar baru terbengkalai,”tambahnya.Demo yang bertajuk aksi warna-warni kinerja 1 tahun wali dan wakil wali kota tersebut,diiringi hujan. Meski begitu, para mahasiswa tak beringsut dan terus menyampaikan  aspirasinya. Wakil Wali Kota, H M Soufis Subri yang dari tadi melihat dan mendengarkan  mahasiswa berorasi dari pelataran trotoar, tiba-tiba turun dan mendekati kerumunan  mahasiswa.Wakil wali kota sempat beradu argumentasi dengan pendemo.

Agar perang argumen tidak  berkepanjangan, HMS Subri meminta perwakilan 5 mahasiswa untuk  ke ruang lobi kantor wali kota. Namun, tawaran tersebut ditolak mahasiswa dan meminta seluruh pendemo masuk ke ruang lobi. “Kalau semuanya masuk, nggak muat ruang lobi,” ujar wakil wali kota.

Setelah petugas keamanan Polresta mencoba menengahi, mahasiswa pun sepakat. Seluruh  mahasiswa diizinkan masuk halaman Pemkot dan hanya lima perwakilan mahasiswa dibolehkan masuk ke ruang lobi. Ada beberapa item tuntutnya mahasiswa yakni, soal pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan soal lingkungan.Di antaranya, meminta Wali kota dan wakilnya memberi keterangan soal bantuan seragam kesiswa SD dan SMP negeri. Sedang untuk sekolah swasta (SD, SMP) tidak dapat.

Mahasiswa menilai kebijakan tebang pilih tersebut berdampak negatif terhadap Pemkot sendiri.Selanjutnya, Wali dan wakil wali kota harus memberi keterangan soal Pengadaan Sarana Pembelajaran SMP Swasta berupa komputer, laptop dan LCD proyektor yang di dalamnya  terdapat sekolah madrasah bukan SMP. Mahasiswa mempersoalkan sumber dananya.

Madrasah menggunakan DAU atau APBD, sedang bantuan ke SMP swasta menggunakan  dana Silpa.Meminta, Pemkot memaksimalkan fungsi komite sekolah maupun komite madrasah negeri maupun swaasta. Mengingat, Wali kota melarang pihak sekolah ataupun komite, baik  perorangan atau kolektif memungut dana ke peserta didik. Untuk pembelian buku pelajaran,Bahan Ajar, Pakaian seragam atau bahan pakaian di satuan pendidikan.Selain itu, mahasiswa meminta wali dan wakil wali kota menyampaikan pelaksanaan pembangunan RSUD baru di Kelurahan Sumber Wetan dan Kareng Lor, Kecamatan Kedopok.

 

Para pendemo berharap, pembangunannya berjalan dengan baik dan manfaatannya  dirasakan masyarakat.Wali dan wakil wali kota harus bertanggungjawab atas kegagalan pembangunan Pasar Barudan Alun-alun. Menurutnya, sejauh ini belum ada upaya penyelesaian sehingga merugikan masyarakat. Dan pihak-pihak yang bertanggungjawab terhadap pembangunan itu, harus  menerima sanksi. (NN)

Berita Terkait

Petani di Lamongan Tewas Kesetrum Jebakan Tikus
Satu Pejabat Pingsan Saat Pelantikan di Lamongan, Pak Yes Tetap Lanjutkan Prosesi
Pesan Bupati Bangkalan untuk Keluarga Santri Korban Ponpes di Sidoarjo: Tabah dan Ikhlas
‘Quick Respon’ Personil Polsek Tikung bersama warga dan BPBD atasi Pohon Tumbang
Lamongan Berduka, Santri Korban Mushola Ambruk Ponpes Al Khoziny Disemayamkan di Samping Ayahnya
Puluhan Rumah Warga Rusak Dihantam Angin Kencang di Lamongan Selatan
Proses Evakuasi Ponpes Al Khoziny Rampung, Ning Lia Istifhama : Mereka Syuhada di Jalan Ilmu
Misteri Pria Tak Dikenal Tewas di Jalan Pemuda Semarang, Polisi: Tidak Ada Tanda Kekerasan
Tag :

Berita Terkait

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 19:15 WIB

Petani di Lamongan Tewas Kesetrum Jebakan Tikus

Jumat, 10 Oktober 2025 - 10:28 WIB

Satu Pejabat Pingsan Saat Pelantikan di Lamongan, Pak Yes Tetap Lanjutkan Prosesi

Kamis, 9 Oktober 2025 - 08:26 WIB

Pesan Bupati Bangkalan untuk Keluarga Santri Korban Ponpes di Sidoarjo: Tabah dan Ikhlas

Rabu, 8 Oktober 2025 - 20:02 WIB

‘Quick Respon’ Personil Polsek Tikung bersama warga dan BPBD atasi Pohon Tumbang

Rabu, 8 Oktober 2025 - 18:47 WIB

Lamongan Berduka, Santri Korban Mushola Ambruk Ponpes Al Khoziny Disemayamkan di Samping Ayahnya

Berita Terbaru