BANGKALAN, RadarBangsa.co.id – Pemerintah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, mengambil langkah strategis dalam menata kembali kawasan bersejarah Alun-Alun Bangkalan. Untuk memastikan rancangan yang selaras antara fungsi modern dan nilai tradisi, Pemkab menggandeng Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jawa Timur dalam penyusunan konsep revitalisasi.
Kolaborasi tersebut resmi dimulai melalui Workshop Revitalisasi Alun-Alun Bangkalan yang berlangsung di Pendopo Agung Bangkalan sejak Jumat (17/10). Kegiatan ini diikuti oleh akademisi, arsitek, budayawan, hingga perwakilan perguruan tinggi lintas daerah. Tujuannya: merumuskan rancangan kawasan publik yang tidak sekadar indah dipandang, tetapi juga merepresentasikan identitas kultural dan religius masyarakat Bangkalan.
Sekretaris Daerah Kabupaten Bangkalan, Ismed Efendi, menyebut kegiatan ini sebagai langkah awal yang krusial untuk menghadirkan Alun-Alun yang relevan dengan semangat kota “Dzikir dan Shalawat”.
“Workshop ini menjadi langkah penting untuk menghadirkan rancangan Alun-Alun yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga memiliki nilai budaya, keagamaan, dan sosial yang kuat,” ujar Ismed dalam sambutannya.
Ia menambahkan bahwa hasil workshop akan menjadi dasar bagi penyusunan studi kelayakan dan penganggaran revitalisasi.
“Yang terpenting sekarang kita siapkan dulu landscape-nya sebagai pedoman. Setelah itu baru dilakukan perhitungan biaya pembangunannya,” jelasnya.
Dari pihak IAI Jawa Timur, arsitek Fafan Tri Afandy menjelaskan bahwa workshop akan berjalan selama tiga hari pada tahap pembekalan awal. Peserta akan memperoleh materi dari narasumber yang berasal dari pemerintah daerah, budayawan, serta ahli arsitektur dan lanskap. Setelah pembekalan, peserta akan menghasilkan tiga alternatif schematic design yang akan dipilih Pemkab Bangkalan sebagai rujukan untuk tahap selanjutnya.
“IAI tidak terlibat dalam proyek fisik atau tender. Peran kami adalah memberikan masukan konseptual agar pemerintah memiliki arah yang jelas saat menyusun Detail Engineering Design (DED),” tegas Fafan.
Workshop ini diikuti oleh anggota IAI, Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI), serta mahasiswa dan alumni dari sembilan perguruan tinggi di Jawa Timur dan Jawa Barat, termasuk ITS, Universitas Petra, Universitas Brawijaya, dan IPB. Dari 12 kampus yang diundang, 18 peserta terpilih melalui proses kurasi ketat. Mereka akan menjalani program intensif dengan empat kali sesi review selama dua bulan.
Langkah ini menunjukkan keseriusan Pemkab Bangkalan dalam menata ulang ruang publik utama agar berfungsi ganda: sebagai pusat kegiatan masyarakat sekaligus simbol kebanggaan kota. Harapannya, revitalisasi Alun-Alun Bangkalan tidak hanya mempercantik wajah kota, tetapi juga memperkuat jati diri masyarakat Madura yang religius dan terbuka terhadap inovasi.
“Kami ingin Alun-Alun menjadi ruang hidup yang merekatkan budaya, sejarah, dan masa depan Bangkalan,” pungkas Fafan, menutup sesi dengan optimisme yang mengundang perhatian publik.
Penulis : Nul
Editor : Zainul Arifin