Ini Alasannya, Korem 084/Bhaskara Jaya Gelar Latihan Gabungan Tanggap Bencana Alam di Sumenep

Achmad Fauzi, Wakil Bupati Sumenep, Saat Apel Pembukaan Latihan Tanggap Bencana Alam.

SUMENEP, RadarBangsa.co.id – Pelaksanaan latihan tanggap bencana alam Komando Resor Militer (Korem) 084/Bhaskara Jaya Surabaya, dipusatkan di Kabupaten Sumenep Jawa Timur, karena kondisi wilayah Sumenep yang dinilai rentan bencana alam, berada di dalam Ring Of Fire (cincin api). Gelar apel kesiapsiagaan pasukan, dipimpin langsung oleh Achmad Fauzi Wakil Bupati Sumenep, dan dihadiri oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumenep Edy Rasyadi, Dandim 0827 Sumenep Letkol Inf. Ato Sudiatna, perwakilan dari Polres Sumenep, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Sumenep, BPBD, BNPB dan beberapa instansi terkait lainnya. Selasa (19/11/2019).

Achmad Fauzi, Wakil Bupati Sumenep dalam sambutannya menyampaikan bahwa apel gelar kesiapsiagaan ini adalah untuk membangun partisipasi, sinegitas dan kemitraan publik dalam rangka kesiapsiagaan dan migitasi kemungkinan terjadinya bencana alam di Kabupaten Sumenep.

Bacaan Lainnya

“Kita ingin memastikan sumberdaya kita, sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana alam, senantiasa dalam kondisi siap”, jelas Fauzi sapaan akrab Wakil Bupati Sumenep. (18/11)

Kolonel Inf Sudaryato, S.E, Danrem 084/Bhaskara Jaya, Komandan Latihan Tanggap Bencana Alam Kabupaten Sumenep, mengatakan bahwa Kabupaten Sumenep telah menjadi perhatian seluruh pihak, tidak terkecuali oleh TNI-AD, dalam hal ini Korem 084/Bhaskara Jaya. Selama latihan, para personel gabungan akan dihadapkan
dengan kondisi terjadinya suatu bencana alam.

“Latihan akan dilaksanakan selama satu minggu”, jelas Sudaryato.

Mayor Inf Agung Prasetyo Budi, ST, Kapamrem 084/Bhaskara Jaya, mengatakan bahwa Kabupaten Sumenep berada di dalam Ring Of Fire (cincin api) atau daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi. Sehingga latihan ini merupakan program dari Komando Atas yang harus dilakukan guna menguji kesiapan, kekompakan dan koordinasi antar unsur pimpinan dan staf di wilayah Kodim/0827 Sumenep,” ungkapnya. (18/11/2019)

Dalam penelusuran wartawan media RadarBangsa.co.id – Sumenep, mengutip dari https://www.bmkg.go.id/press-release/?p=penjelasan-bmkg-mengenai-ramalan-gempa-surabaya-madura&tag=press-release&lang=ID

Tanpa dikurangi atau dipotong sedikitpun, sebagai berikut.

Penjelasan BMKG Mengenai Ramalan Gempa Surabaya – Madura.

JAKARTA (21 Oktober 2018) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) angkat bicara mengenai maraknya kabar yang beredar tentang potensi gempa di Surabaya – Madura.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa potensi gempa bukan hanya ada di wilayah Surabaya dan Madura Jawa Timur, namun juga di sebagian besar wilayah Indonesia. Hal ini menurutnya bukan tanpa alasan, mengingat Indonesia berada dalam lingkaran Cincin Api Pasifik yang terbentuk oleh gerak lempeng tektonik aktif.

“Cincin Api Pasifik adalah zona berbentuk tapal kuda dan menjadi zona sabuk gempa paling aktif di dunia. Bukan hanya Indonesia, negara lain seperti Jepang, Taiwan, dan Selandia Baru juga masuk dalam cincin api pasifik tersebut,” terangnya di Kantor BMKG Jakarta, Jumat (19/10).

Oleh karena itu, lanjut Dwikorita, daripada meributkan ramalan dan prediksi gempa, lebih baik masyarakat bersama pemerintah dan stakeholder lainnya pro aktif mempersiapkan upaya mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami.

“Lakukan aktivitas seperti biasa, jangan terpengaruh oleh isu-isu yang dihembuskan oleh pihak yang ingin membuat kegaduhan dan kecemasan,” ujarnya.

Dwikorita mengatakan mitigasi bencana yang dapat dilakukan antara lain mengedukasi masyarakat tentang cara penyiapan perlindungan dan keselamatan sebelum, saat dan setelah gempa bumi. Hal lainnya, lanjut dia, adalah membangun bangunan dan infrastruktur yang sesuai “building code”/ persyaratan bangunan tahan gempa, menetapkan tata ruang wilayah berbasis peta rawan bencana, menyiapkan jalur evakuasi, dan membangun shelter untuk evakuasi vertikal dari ancaman tsunami di daerah pantai.

“Jangan lupa senantiasa berdoa dan memohon keselamatan dan perlindungan kepada Allah SWT. Hingga saat ini belum ada satupun negara dan teknologi yang mampu meramalkan dan memprediksi gempabumi,” tuturnya.

Zona Sesar Aktif

Sementara itu, dalam kesempatan tersebut Deputi Bidang Geofisika BMKG, Dr. Ir. Muhammad Sadly, M.Eng., juga menjelaskan bahwa menurut “Peta Sumber dan Bahaya Gempabumi Indonesia 2017”, secara geologis dan tektonik wilayah Kota Surabaya dan Madura berada pada jalur zona sesar aktif. Dalam hal ini wilayah Surabaya berada pada jalur zona Sesar Kendeng dan Madura berada pada jalur zona Sesar RMKS (Rembang, Madura, Kangean, dan Sakala).

Berdasarkan catatan sejarah kegempaan (Visser 1922) tambah Sadly, jalur Sesar Kendeng pernah memicu terjadinya gempabumi merusak di Mojokerto (1836,1837), Madiun (1862, 1915) dan Surabaya (1867). Sedangkan Sesar RMKS juga pernah memicu terjadinya gempabumi merusak di Rembang-Tuban (1836), Sedayu (1902), Lamongan (1939), Sumenep (13 Juni 2018 dan 11 Oktober 2018 ).

“Saya berharap masyarakat tetap tenang namun waspada. Pemerintah melalui BMKG terus memantau gempa yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia selama 24 Jam penuh setiap harinya,” imbuhnya.

Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.Selasa (19/11/2019) (Ong).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *