KOTA BATU, RadarBangsa.co.id – Pj Direktur Utama (Dirut) PDAM Kota Batu, Ikhwan Hadi, menegaskan komitmennya untuk menerapkan asas keadilan dan kesetaraan dalam pelayanan jaringan air bersih di tiga kecamatan Kota Batu. Prinsip ini bertujuan untuk memastikan aliran air bersih dapat dinikmati secara maksimal oleh seluruh pelanggan PDAM Kota Batu, yang dikelola oleh BUMD setempat.
Dalam evaluasi terbaru, dampak perubahan iklim menyebabkan penurunan debit mata air di Sumber Darmi Batu hingga 10 liter per detik. Kondisi ini tidak hanya dialami oleh PDAM Kota Batu, tetapi juga oleh PDAM di seluruh wilayah Jawa Timur. “Permasalahan air bersih merupakan tanggung jawab moral pemerintah terhadap masyarakat,” ujar Ikhwan Hadi, Rabu (5/2/25).
Menurutnya, persoalan ini bukan hanya pekerjaan rumah bagi PDAM, tetapi juga bagi Pemerintah Kota Batu untuk mencari solusi jangka panjang dalam menjaga ketersediaan sumber air. Oleh karena itu, PDAM Kota Batu akan melakukan penguatan sumber air dari hulu ke hilir guna memastikan pasokan tetap stabil.
Ikhwan Hadi mengungkapkan bahwa dari sekitar 20 ribu pelanggan PDAM Kota Batu, masih banyak pelanggan dengan kondisi ekonomi cukup mapan yang masih menggunakan tarif R.4. “Padahal, idealnya tarif R.4 hanya diperuntukkan bagi pelanggan dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Seharusnya, pelanggan yang lebih mampu sudah masuk dalam kategori tarif R.5 hingga R.7,” jelasnya.
Meskipun demikian, Kota Batu belum berencana menaikkan tarif harga dasar air yang saat ini masih Rp880 per meter kubik. “Meskipun tarif kita lebih rendah dibandingkan PDAM lain, kami tetap berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada pelanggan,” tambahnya.
Dengan turunnya debit sumber air di Kota Batu, Ikhwan Hadi berharap ada perhatian lebih dari Pemerintah Kota Batu, DPRD, dan masyarakat untuk mendukung penguatan layanan air bersih. “Sebagai kota wisata nasional dengan pertumbuhan pemukiman yang pesat, kebutuhan air bersih menjadi hal vital bagi kehidupan sehari-hari,” tegasnya.
Sebagai langkah jangka panjang, PDAM Kota Batu telah melakukan terobosan dengan mencari sumber air baru. Bersama Cipta Karya Provinsi Jawa Timur, mereka berhasil menemukan sumber air di Sumber Pitu, Desa Pujon Selatan, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Sumber ini diperkirakan memiliki debit hingga 100 liter per detik.
“Rencana tambahan sumber air ini akan melibatkan kerja sama antara PDAM Kota Batu, Kabupaten Malang, BPSPAM, dan Perhutani sebagai penyedia air bersih. Namun, PDAM Batu dan Kabupaten Malang hanya akan berperan sebagai pembeli air yang disediakan oleh pihak ketiga,” ungkap Ikhwan Hadi.
Dalam operasionalnya, PDAM Kota Batu telah mengoptimalkan sistem pelayanan dengan membentuk Unit Reaksi Cepat (URC). Tim ini bertugas menangani berbagai gangguan, seperti kebocoran atau putusnya pipa, baik dalam skala besar maupun kecil.
“Tim URC bekerja dalam empat sif bergantian, dimulai pukul 16.00 hingga 21.00 WIB. Bahkan, seluruh bagian teknik dan karyawan PDAM siap turun ke lapangan sewaktu-waktu jika ada gangguan besar,” pungkasnya.
Dengan berbagai upaya tersebut, diharapkan pelayanan air bersih di Kota Batu semakin optimal dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, sekaligus meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui sektor BUMD.
Penulis : Heru Iswanto
Editor : Zainul Arifin